Kan kita ini negara demokratis, dimana begitu bangga dengan konsep trias politika. Eksekutif, legislatif dan yudikatif plus media sosial. Eh, namanya seharusnya berubah ya?
Dalam era media sosial, peran anggota legislatif bisa tergerus bahkan tergantikan dalam hal mewakili rakyat mengawasi anggaran. Sekarang rakyat lebih memilih Facebook, Twitter dan koleganya dalam urusan mewakilkan aspirasinya. Ya kan?
Saya sih berharap Bapa/Ibu para anggota dewan sudah harus mulai sadar akan tren ini. Â Tidak usah lagi melihat fenomena "lem Aibon" ini sekedar keributan belaka. Tetapi, juga bukan sebagai bentuk gangguan kemapanan sistem pemerintahan. Apalagi menuduh saingan politik mencari "keributan".
(Diramu dari berbagai sumber)