Rezeki hamba diatas hamba. Itulah dasar keyakinan atlet Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Aceh Tengah memulai bisnis jasa wisata.
Di Pesangan, sungai yang membelah kota Takengon, atlet FAJI Aceh Tengah berlatih menggunakan perahu karet bekas. Aksi mereka didepan Masjid Ridwan tergolong unik sehingga menjadi tontonan warga.
Kemudian, Â dari perahu karet bekas yang penuh penuh tambalan, mereka mulai bermetamorfosis. Latihan harian diubah menjadi bisnis wisata air arung jeram.
Bermodal aset pertama itu, atlet cabang olahraga (cabor) arung jeram tersebut memilih home base dibawah jembatan Lukup Badak, Pegasing, Aceh Tengah.
Dari Dibawah jembatan itu, mereka mempromosikan kepada dunia. Bahwa di Sungai Pesangan Aceh Tengah sudah dibuka wisata arung jeram. Jalurnya dari Lukup Badak ke Sanehen yang jaraknya sekitar 9 kilometer.Â
Mereka menyebut jalur ini sebagai jalur family. Tidak banyak jeram, airnya tenang sehingga cocok untuk anak-anak dan keluarga.
Atlet FAJI Aceh Tengah yang selama ini rutin latihan di Sungai Pesangan, kini mendapat job tambahan. Job itu sebagai rafting guide wisata arung jeram. Bak kata pepatah, sekali mendayung dua tiga pulau terlewati.Â
Sebagai rafting guide, mereka profesional karena basisnya memang atlet. Tanggung jawabnya adalah mengarahkan perahu (raft) serta memastikan keselamatan penumpang selama prosesi arung jeram.Â
Mereka terlatih dalam teknik mengendalikan perahu, memahami kondisi sungai, dan memberikan instruksi kepada peserta wisata arung jeram.
Ternyata animo wisatawan menjajal wisata air ini terus meningkat. Tahun pertama dibuka, wisatawan yang menjajal arung jeram hanya puluhan orang.Â