2. Hadis Hasan
Hadis hasan merupakan hadis yang mendekati kualitas sahih, tetapi perawi dalam sanadnya memiliki ketelitian yang tidak sekuat perawi hadis sahih. Walaupun demikian, hadis ini tetap dapat digunakan sebagai hujah dalam hukum, terutama jika tidak ada hadis sahih dalam topik yang sama (Herlambang & Anwar, 2019).
Kriteria hadis hasan:
Sanad tidak terputus.
Perawi adil, meskipun tingkat ketelitiannya tidak setinggi perawi hadis sahih.
Bebas dari kejanggalan (syadz) dan cacat tersembunyi ('illat).
Jenis hadis hasan:
Hasan li Dzatihi: Hadis yang dari segi diri sendiri sudah memenuhi syarat dasar, namun kualitasnya di bawah hadis sahih.
Hasan li Ghairihi: Hadis yang pada dasarnya dhaif, tetapi dikuatkan oleh jalur lain yang serupa, sehingga naik derajatnya.
Contoh: "Keutamaan ilmu lebih baik daripada keutamaan ibadah."
Implikasi: Hadis hasan tetap dapat dijadikan dasar hukum, namun penggunaannya berada satu tingkat di bawah hadis sahih.