Mohon tunggu...
Muhammad Solihin
Muhammad Solihin Mohon Tunggu... Guru - Seorang pemimpi dan Pengembara kehidupan

Hidup adalah cerita dan akan berakhir dengan cerita pula. muhammad solihin lentera dunia adalah sebutir debu kehidupan yang fakir ilmu dan pengetahuan. menapakin sebuah perjalanan hidup dengan menggoreskan cerita kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Secarik Kertas Berujung Senyuman

7 April 2020   19:29 Diperbarui: 7 April 2020   19:52 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satrio, Begitulah aku biasa memanggilnya. Ia sahabat kecilku saat kami duduk dibangku sekolah dasar. Saat ini, Persahabatan kami telah terjalin selama 30 tahun lamanya.

Suatu hari, saat aku berkunjung kerumahnya. Aku tak mendapatkan ia dirumah. Informasi dari istrinya, ia sedang keluar kota. Akhir-akhir ini, satrio kerap kali berkeliling Indonesia dengan hobby barunya. Aku bertanya-tanya, apakah gerangan hobby barunya? Selidik punya selidik, ia sekarang menjadi seorang penulis professional.

Dahulu, Saat masih sekolah dasar. Satrio adalah sosok sahabat yang sangat tertutup. Ia kurang bisa bergaul dengan teman sebayanya dan sedikit sekali untuk berbicara. Namun kelebihanya sudah Nampak saat itu. Ia cukup mahir dalam menulis bait-bait puisi dan lagu. Maka, tidaklah heran jika Ia menjadi seorang penulis sekarang.

Aku pikir, wajar saja jika ia menjadi seorang penulis professional ketika dewasa seperti saat ini dengan bakat yang dimilikinya sedari kecil. Istrinya pun seorang penulis. Nurhikmah namanya.

Keyakinanku padanya, suatu waktu Ia bisa menjadi seorang penulis terkenal sejajar dengan Asma nadia ataupun andrea hirata, The Best writer di Indonesia. Karena, Setiap Ia menulis, untaian kata-kata dalam goresan penanya sangatlah menggugah dan membangkitkan gairah hidup.

Kini, pribadi Satrio berubah 180 derajat. Ia menjadi seorang yang pandai bergaul dan bisa berbicara didepan public. Kok bisa ya? Rupanya, Selain kebiasaanya menulis, Ia gemar sekali membaca. Kebiasaan itulah membuat Ia menjadi sosok yang berbeda.

Disuatu kesempatan, Saya dan satrio bertemu dan berbincang lepas tentang apapun. Hari itu, Ia menceritakan pengalamanya saat menjadi pengantin baru. Tapi bukan pengalaman malam pertama ya.  Heheeee.... Usia pernikahanya telah menginjak bulan ke tujuh. Perjalanan rumah tangga  dilewati dengan penuh kebahagiaan, Begitu pengakuanya.

Ada satu ceritanya yang menurutku bisa menjadi inspirasi dalam berumah tangga, kedepankan komunikasi dan berikan perhatian pada pasangan kita. Begitulah kesimpulanku setelah mendengar kisah Satrio.

Setiap malam, Satrio hanya berkutak-kutik dengan kertas, pulpen, Buku bacaan dan laptop untuk menggarap novel terbarunya. Ia selalu begadang hingga larut malam. Satu kebiasaan buruknya, setelah melembur menulis. ia tidak bisa bangun di pagi hari sekali, jika tidak dibangunkan istrinya.

Suatu malam, saat Satrio usai mengespresikan pikiran dan perasaanya dalam sebuah karangan novel yang dibuatnya. Bergegas ia menemui istrinya di tempat tidur. Ternyata, Istrinya sudah tertidur pulas. "Waduh...!!!gemana ya?? Besok aku harus bangun pagi hari. Karena jam 8.00 harus menemui seseorang yang akan membantu menerbitkan novelku.

Niatnya, Ia ingin meminta bantuan istrinya untuk membangunkan esok hari. Namun apalah daya, istrinya sudah tertidur pulas. Maka, diambilnya secarik kertas dan ditulisnya sebuah pesan singkat. "Istriku Sayang, Minta tolong bangunkan aku jam 07.00 pagi ya. Aku ada janji sangat penting sama seseorang". Maka, diletakanya secarik kertas pesan singkat itu di bawah bantal tidur istrinya. Dengan harapan esok hari, Istrinya akan membaca dan membangunkanya.

Keesokan harinya, saat Ia membuka kelopak matanya, pandanganya langsung mengarah ke jam dinding yang ada dikamar tidurnya. Betapa terkejutnya Ia. Jam menunjukan pukul 12.00 siang. Ia langsung terlompat dari tempat tidurnya.

 "Astaga...Sudah Jam 12.00 siang" kalimat spontan yang terlontar dari mulutnya dengan nada cemas. Dicarinya istrinya yang tidur disebalahnya malam tadi, namun tak dijumpainya. Hanya ada secarik kertas berisi tulisan singkat yang Ia temukan. "Papahku sayang....Bangun...Bangun....Sudah Jam 07.00 Pagi" begitulah pesan singkat yang ditulis oleh istrinya. Ada rasa marah dan jengkel pada istrinya. Kenapa kok tidak membangunkanya menggunakan bahasa lisan.

Apa begini kali ya, Kalau menjadi keluarga penulis. Bahasa komunikasi lebih cenderung dalam bahasa tulisan. Begitu Pikir ku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun