Cara mengatasinya:
Perkuat individual accountability. Berikan tes individual setelah kerja kelompok. Atau gunakan peer evaluation dimana setiap anggota menilai kontribusi teman sekelompoknya.
Random calling juga efektif. Panggil siswa secara acak untuk menjelaskan hasil kerja kelompoknya. Kalau mereka nggak bisa menjelaskan, berarti mereka nggak terlibat aktif.
3. Konflik Antar Anggota Kelompok
Konflik bisa terjadi karena perbedaan pendapat, cara kerja, atau personality clash. Kalau nggak dikelola dengan baik, konflik bisa menghambat pembelajaran.
Cara mengatasinya:
Ajarkan keterampilan resolusi konflik sejak awal. Buat aturan kelompok yang disepakati bersama tentang bagaimana menangani perbedaan pendapat.
Ketika konflik terjadi, jangan langsung menyelesaikan untuk mereka. Bimbing mereka untuk menyelesaikan sendiri. Tanya apa masalahnya, dengarkan semua pihak, dan bantu mereka menemukan solusi.
Kadang perlu reshuffle kelompok kalau memang ada personality clash yang parah dan nggak bisa diselesaikan.
4. Perbedaan Kemampuan yang Terlalu Besar
Dalam kelompok heterogen, kadang perbedaan kemampuan antar anggota terlalu besar. Siswa yang pintar merasa tugas terlalu mudah, sementara yang lemah merasa overwhelmed.