Mohon tunggu...
muhammad sadji
muhammad sadji Mohon Tunggu... Lainnya - pensiunan yang selalu ingin aktif berliterasi

menulis untuk tetap mengasah otak

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Majulah Sepak Bola Indonesia

5 Oktober 2022   22:21 Diperbarui: 5 Oktober 2022   22:42 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi dan Ibu Iriana bersama anak-anak dari Papua Football Academy. (Sumber: Suara Pemerintah oleh Jalaludin Rummi)

Pada tanggal 1 Oktober 2022 di kota Malang ada perhelatan pertandingan sepakbola PT Liga Indonesia Baru (LIB) antara Persebaya-Surabaya melawan Arema FC-Malang. 

Tempatnya di Stadion Kanjuruhan yang dibangun pada tahun 1997 dan selesai pada tahun 2204 tetapi kondisinya banyak tidak memenuhi syarat standar FIFA.

Pertandingan itu disambut gembira oleh masyarakat Malang dan sekitarnya. Terbukti penonton yang membludak melebihi kapasitas stadion yang diijinkan, yang seharusnya hanya 38.000 orang tetapi tiket yang terjual sebanyak 42.000 orang. 

Bahkan supporter Persebaya dilarang masuk stadion sesuai perjanjian yang dibuat pada tahun 2006 yang isinya : "Supporter Persebaya dilarang masuk Malang juga sebaliknya, supporter Malang dilarang masuk Surabaya apabila kedua kesebelasan itu bertemu".

Sayangnya, pertandingan yang mestinya menjadi arena tontonan yang menghibur, tetapi sebaliknya, malah menimbulkan malapetaka kemanusiaan dengan korban jiwa nyawa melayang sebanyak 133 orang sesuai data tanggal 5 Oktober 2022 siang. 

Seperti yang diberitakan berbagai media, setelah pertandingan usai dengan skor 3 -- 2 untuk kemenangan Persebaya, tiba-tiba  sejumlah penonton merangsek turun ke lapangan. 

Dikhawatirkan akan melakukan sesuatu yang tidak diinginkan kepada para pemain dan official, aparat keamanan kemudian bertindak melakukan pengamanan. 

Diperkirakan sekitar 4.000 orang supporter Arema masuk lapangan, sehingga terjadilah tragedi yang memilukan itu. 

Yang menarik, bangsa Indonesia baru saja paginya merayakan Hari Kesaktian Pancasila, justru di Malang pada malamnya membuktikan belum membuminya nilai-nilai falsafah hidup Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 

Tidak sportif, tidak sabaran, mau menang sendiri, tidak punya tata-krama dan tidak berperikemanusiaan serta tidak punya jiwa persatuan adalah menunjukkan lemahnya pengamalan Pancasila dalam kehidupan keseharian pada sebagian masyarakat kita.

Tragedi ini terburuk kedua sepanjang sejarah persepakbolaan di seluruh dunia. Yang tertinggi pernah dialami Peru pada tahun 1964 dengan korban jiwa meninggal sebanyak 328 orang, tetapi negara ini sudah berkiprah di arena final Piala Dunia. 

Tragedi kedua, baru negara kita dengan korban jiwa sebanyak 133 orang, yang membuat Indonesia menjadi terkenal karena mereka ikut prihatin dan simpati atas peristiwa memilukan itu. 

Pada hal, Presiden Jokowi baru gencar-gencarnya mengembangkan persepakbolaan di Indonesia. Dimulai dari penyelenggaraan Piala Presiden yang tropinya atau pialanya terbuat dari kayu jati yang diukir dan mencerminkan Sang Presiden adalah ex tukang atau ahli  perkayuan. 

Terakhir, Presiden Jokowi meminta PT Freeport untuk mengembangkan Sekolah Sepakbola dengan seluruh pembiayaannya dalam rangka menjaring pemain sepakbola asal Papua sebanyak-banyaknya dan berkesinambungan.

Fasilitas tersebut telah terbentuk, namanya Papua Football Academy (PFA) yang diresmikan oleh Presiden Jokowi di Stadion Lukas Enembe  Jayapura pada tanggal 31 Agustus 2022 yang lalu.

Pembentukan PFA tersebut dimaksudkan sebagai wadah bagi putra Papua untuk menimba ilmu sepakbola dan pendidikan  formal yang mempersiapkan siswanya menjadi individu yang kompetitif, kreatif, dan berdaya saing serta tentunya berjiwa dan berkarakter sportivitas yang tinggi.

Untuk menghindari tragedi serupa di masa mendatang, mungkin perlu ditempuh :

Semua stadion di Indonesia dievaluasi kembali apakah sudah memenuhi syarat FIFA sehingga kemungkinan ada yang perlu direnovasi.

Juluk nama yang seram-seram perlu diubah sehingga bersahabat dan tidak perlu lagi ada Jackmania, Bonek, Singo Edan dan lain-lain karena itu mencerminkan dan ajakan selalu berperilaku urakan dan berani berbuat onar.

Setiap pertandingan sebaiknya dilaksanakan di lain daerah, misal laga Arema -- Persebaya diadakan di Pekanbaru -- Riau. Disamping untuk menghindari perkelahian, juga dalam rangka mengaktifkan stadion yang ternyata banyak yang mangkrak. 

Juga menciptakan hiburan dan menggairahkan masyarakat persepakbolaan setempat dan diharapkan bisa menggugah kreativitas Pemdanya.

Jadikan sepakbola menjadi potensi ajang bisnis segala jenis produk lokal dan pengembangan sektor pariwisata  Nusantara.

Pengamanan memang harus massif di dalam maupun di luar stadion sepanjang pertandingan untuk menghindari kerusuhan.

Walhasil, persepakbolaan di Indonesia harus tetap maju dan semakin maju! Kejadian di Stadion Kanjuruhan , anggaplah suatu kemalangan tetapi bukan karena kebetulan diadakan di kota Malang yang semoga tidak berarti "sial". 

Tetap semangat, jangan sampai persepakbolaan kita menjadi kendor!*****

Bekasi, Oktober 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun