Mohon tunggu...
Muhammad Reza Santirta
Muhammad Reza Santirta Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis adalah seni

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Terkurung Kota Mati

19 Maret 2020   23:28 Diperbarui: 20 Maret 2020   13:08 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Terkungkung | https://pixabay.com/

Wika hanya bisa menonton televisi dan melakukan komunikasi dengan temannya via streaming. Ia juga berkomunikasi dengan keluarganya di Sleman. Saat ditanya kabarnya, mereka selalu sehat dan tidak ada gejala sakit apapun. Bahkan, negaranya waktu itu dinyatakan aman dari virus berbahaya.

Sebuah chat muncul di twitter. Wika langsung membalas pesan dari Nendi.

“Kota lagi mati hari ini?”

“Benar Ndi, katanya ada ratusan orang meninggal dan sekarang penyebaran virus Hyza semakin masif.”

“Iya. Bahkan, hampir tiap hari jumlah pasien terus bertambah Kita doakan saja semoga negara kita aman terus.”

“Amin. Kita tidak bisa pulang hari ini. Dua bulan kemarin kita lewati masa kuliah dan mestinya ini adalah bulan terakhir.”

“Benar. Tapi, kita tidak tahu kapan berakhirnya penutupan ini. Semoga saja sisa sebulan ini virusnya sudah berhasil diusir seiring masa berakhirnya kuliah.”

“Iya. Pakai disinfektan untuk seluruh kota. Kalau perlu pakai pemadam kebakaran sekalian.”

“Hahaha…. benar. Kalau perlu, aparnya disinfektan semua.”

“Solusi kreatif. Oh ya, nanti malam ada konser.”

“Hah? Mana ada konser di tengah karantina nasional gini.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun