Mohon tunggu...
Muhammad Reihan
Muhammad Reihan Mohon Tunggu... Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi - Universitas Pamulang

Suka fashion

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kenapa Kata Kalcer dan Skena Sering Digunakan Gen Z? Ini Alasannya!

3 Juli 2025   23:26 Diperbarui: 3 Juli 2025   23:26 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : https://www.canva.com/design/DAGsHxB47XU/chGRGl7YAqjNfBOM9DEHCQ/view?utm_content=DAGsHxB47XU&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&u

Dan pertanyaannya: apakah kita benar-benar tidak bisa mengekspresikan hal serupa dalam bahasa Indonesia? Atau kita hanya belum terbiasa mendengar bahasa kita tampil bebas, tanpa nada sekolah atau formal?


Bahasa Indonesia sebenarnya juga bisa sangat dalam dan menyentuh. Kalimat seperti:


* "Aku baik, tapi pura-pura"
* "Lelah bukan berarti kalah"


...bisa terasa sangat jujur dan akrab. Tapi kadang, menyebut sesuatu dengan bahasa asing memberi rasa jarak. Lebih aman. Tidak terlalu telanjang.

Lalu, Kenapa dua kata ini begitu populer di kalangan Gen Z?

Pertama, karena singkat dan mudah diucap. Kedua, karena mereka memuat banyak makna dalam satu sebutan. Tapi yang lebih penting: bahasa seperti "kalcer" dan "skena" adalah cara Gen Z mengekspresikan identitas sosialnya.

Bahasa tidak pernah netral. Ia selalu berkaitan dengan:

* Keinginan untuk diterima
* Rasa ingin tampil beda tapi relatable
* Cara menghindari formalitas yang terlalu kaku


Banyak dari kita tumbuh dengan bahasa Indonesia yang dikenalkan dalam bentuk aturan sekolah: formal, kaku, dan penuh tanda baca. Maka, ketika kita menemukan kosakata yang terasa lebih luwes---meski campuran---itu jadi ruang yang terasa bebas.

"Mungkin kita bukan tidak bisa mengekspresikan gaya dengan bahasa sendiri. Tapi kita belum terbiasa mendengar bahasa Indonesia dipakai dengan santai, personal, dan tidak terlalu 'resmi'."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun