Hal ini tentu bukan hanya untuk mencukupi kebutuhan penumpang saja, tapi juga menjadi momen promosi kuliner Aceh. Begitu juga dengan penjualan cendera mata.
Dengan cara ini, kapal tidak hanya menggerakkan penumpang, tapi juga menggerakkan ekonomi rakyat. Berdasarkan pengalaman saya, makanan yang disediakan di atas kapal hanyalah makanan instan, seperti mi seduh dan gorengan.
Jika saja ada tambahan makanan khas Aceh seperti bhoi, timphan, dan sebagainya, rasanya kita bisa menyelam sambil minum air. Ada promosi yang bisa dilakukan dan pengenalan makanan khas Aceh kepada wisatawan luar.
Ini juga bisa menjadi momen pengenalan untuk masyarakat Aceh sendiri yang sekarang mulai lupa dengan makanan khasnya. Selain makanan, kopi Aceh yang sudah terkenal di mancanegara juga bisa menjadi ikon untuk mengenalkan Aceh dalam kancah dunia.
Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang liburan ke Kota Sabang menggunakan Kapal Aceh Hebat. Ini harusnya menjadi momen untuk mengenalkan kopi Aceh secara lebih luas.
Menikmati segelas kopi Aceh, duduk menatap lautan bebas, pasti hal ini cukup berkesan bagi penumpang. Dalam hal ini, kapal juga tidak perlu penting.
Kapal bisa bekerja sama dengan UMKM lokal untuk menyediakan makanan maupun minuman khas Aceh. Jika dikelola dengan baik, kapal tidak hanya membawa penumpang, tetapi juga membawa berkah untuk masyarakat dalam memperbaiki ekonominya.
Keempat, Seni dan Hiburan Tradisional
Selain kuliner, seni dan hiburan juga bisa dihadirkan dalam Kapal Aceh Hebat. Misalnya, layar televisi yang ada di ruangan penumpang bisa menampilkan seni dan hiburan daerah Aceh.
Apalagi perjalanan dua jam juga membuat penumpang jenuh dan bosan. Adanya seni dan hiburan di atas kapal bisa membuat penumpang lebih rileks.
Saya sering melihat, biasanya musik yang diputar hanya seputar lagu populer saja. Sebenarnya hal ini bisa kita jadikan momen untuk mengenalkan musik dan seni khas Aceh kepada penumpang lokal maupun luar.