Mohon tunggu...
Muhammad Nauval
Muhammad Nauval Mohon Tunggu... Perawat - Perawat | Aceh Tulen

Pecinta Kopi Hitam Tanpa Gula

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pentingnya Mengenal Tujuh Seni dalam Berumah Tangga Agar Pernikahan Aman Sentosa

1 Januari 2023   16:23 Diperbarui: 1 Januari 2023   16:42 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Cinta tidak hanya saling memandang, tetapi melihat bersama ke arah yang sama". Antoine de Saint-Exupery.

Kita awali tahun ini dengan sebuah ungkapan seorang penulis asal Perancis. Cinta itu tidak hanya saling pandang, melainkan ia akan bergerak bersama pada arah yang sama. Kemana itu ? yaitu pernikahan.

Menikah merupakan ibadah terlama dalam hidup. Ibadah yang banyak sekali menuntut ilmu dan juga keimanan dari manusia. Seringkali kita melihat banyak sekali pernikahan berakhir dengan kegagalan. Pertengkaran antara suami istri menjadi tidak terkendali hingga harus berakhir dengan perceraian.

Namun hal ini jangan membuat kalian yang masih belum menikah untuk ragu. Kadangkala mereka suami istri belum sepenuhnya paham makna sebenarnya dari pernikahan. Ini bukan hanya soal menyatunya dua orang yang berbeda dan kemudian hidup bersama, tapi menikah lebih dari itu. Terkadang keluarga dari masing-masing pihak juga menjadi penentu berhasil atau tidaknya sebuah pernikahan.

Kalian pasti sering melihat pasangan yang masih harmonis meski usia pernikahannya sudah cukup lama. Kita lihat saja bagaimana romantisnya kisah cinta Habibie dan Ainun. Mereka saling mendoakan, selalu bersama meski bagaimanapun kondisinya. Hingga akhirnya hanya mautlah yang mampu memisahkan mereka berdua.

Ternyata untuk membina sebuah rumah tangga agar terhindar dari kata berpisah ada seninya. Ada trik dan beberapa hal yang bisa kita lakukan agar pernikahan terselamatkan. Kali ini kita akan singgung sedikit mengenai 7 seni berumah tangga. Nah mari langsung saja kita ulas.

Sumber: Republika
Sumber: Republika

Seni Pertama, Langitkan Niat Karena Allah SWT

Sebelum memutuskan ingin menikah, tanyakanlah pada hatimu yang paling dalam, untuk apa kamu menikah ? apakah hanya sebatas ingin memenuhi nafsumu saja ? atau jangan-jangan terpaksa karena desakan keluarga ?  

Setiap orang pasti ingin pernikahan menjadi  ibadah sekali seumur hidup. Menghabiskan hidup dengan orang yang dicintainya hingga ajal memisahkan. Maka sudah sewajarnya jika seni pertama yang harus dimiliki oleh setiap orang adalah memperbaiki niat.

"Semua perbuatan tergantung niatnya" begitulah kepercayaan yang ditanam pada kita hingga sekarang, dan itu memang benar adanya. Begitu pula dengan pernikahan, jika niat kita sudah benar karena Allah SWT, maka yakinlah segala sesuatu nantinya akan dipermudah. Karena pernikahan bukan hanya tentang hidup bersama pasanganmu, melainkan juga bentuk ibadah pada Tuhanmu.

Seni Kedua, Sempitkan Ego

Sumber: Klikmu.co
Sumber: Klikmu.co

Setiap manusia pasti memiliki ego yang besar. Seringkali ego inilah yang menjadi sebab utama dalam hancurnya sebuah rumah tangga. Maka seni kedua yang harus dikuasai adalah, sempitkan ego.

Suami harus paham jika ada ego yang istri hilangkan tatkala ia memutuskan untuk menikah. Ada ego yang memaksa dia harus diakui diluar sana jika ia becus dalam mengurus anak dan suaminya. Belum lagi jika ia adalah seorang Sarjana yang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga. Dia harus menutup telinga dengan kuat untuk tidak mendengar nyinyiran dari tetangga. "Capek-capek kuliah ujungnya di dapur juga". Maka tugas suami adalah menghargai setiap hal-hal kecil yang dia lakukan.

Begitu pula sebaliknya. Ego suami lebih besar dari istri. Maka sebagai seorang istri sudah sepantasnya jika menghargai setiap usaha suami dalam mengurangi egonya.

Seni Ketiga, Sederhanakan Ekspetasi

"Saat komitmen pernikahan telah terbentuk dalam rumah tangga kita, maka sedari itu pula kita harus menyederhanakan harapan dan mengurangi ekspektasi berlebih terhadap pasangan".

Penting untuk diingat, seringkali yang menghancurkan diri kita adalah harapan yang terlalu tinggi pada sebuah hal. Berlaku pula dalam berumah tangga. Ketika kita sudah memutuskan untuk menikah, maka sederhanakanlah ekspetasi pada pasangan. Menikah artinya kita sudah menerima semua kekurangannya dan bersyukur atas kelebihannya.

Menyederhanakan eskpetasi akan membuat kita tetap bersyukur atas segala kekurangan dan kelebihan pasangan kita. Jika ada hal yang perlu dibicarakan, diskusikan secara baik-baik. Sederhanakan ekspetasi adalah jalan untuk membangun pernikahan agar menjadi lebih baik.

Seni Keempat, Tinggikan Sabar Perbanyak Syukur

Sabar dan syukur biasanya saling berdampingan. Seni keempat dalam berumah tangga berkaitan dengan dua hal ini. Mari kita tanyakan pada hati yang paling dalam, sanggupkah kita sabar jika kelak suami atau istri kita melakukan kesalahan ? jawabannya tentu ada pada diri kita masing-masing. Jika jawabannya tidak, maka cobalah untuk bersabar. Jangan fokus pada kesalahan yang pasangan kita lakukan, melainkan ingatlah berkah besar dibalik kesabaran itu.

Berumah tangga memang menguji kesabaran. Namun jika kamu mampu bersabar dan bersyukur atas semua rintangan, maka rumah tanggamu pasti akan aman.

Seni Kelima, Bumikan Ikhtiar Terbaik

Selanjutnya adalah bumikan ikhtiar terbaik. Segala sesuatu yang akan kita kerjakan lakukanlah dengan cara terbaik. Dalam pernikahan juga begitu, cobalah lakukan ikhtiar terbaik dalam setiap perbuatan.

Kadangkala kita mudah menyerah, tidak melakukan ikhtiar terbaik. Maka akan berakhir dengan kegagalan. Mulai dalam mencari rezeki, membahagiakan istri atau suami, cobalah lakukan dengan cari terbaik. Yakinlah segala sesuatu yang dilakukan dengan cara terbaik maka akan memperoleh hasil yang baik juga.

Seni Keenam, Mulailah Memenuhi Kewajiban

Sebelum meminta hak, penuhilah dahulu kewajiban. Baik sebagai seorang suami maupun istri ada kewajiban yang harus dipenuhi pada pasangan kita. Misalnya kewajiban seorang istri adalah taat pada suami. Maka penuhilah itu dengan setulus hati.

Begitu juga dengan suami, kewajiban dirinya untuk istri juga harus dipenuhi. Misalnya yang paling umum, memberi nafkah untuk istri. Itu semua juga harus dipenuhi oleh suami dengan penuh tanggungjawab.

Jika keduanya sama-sama sadar akan kewajiban mereka sendiri pada pasangannya. Ini menjadi sebuah langkah besar dalam menciptakan rumah tangga yang langgeng dan diberkahi oleh Allah SWT.

Seni Ketujuh, Kurangi Menuntut Hak

Selanjutnya adalah kurangi menuntut hak. Hak suami atas istri diantaranya adalah hak untuk diperlakukan dengan baik. Istri wajib mendapat hak agar diperlakukan dengan baik oleh suami, begitu pula sebaliknya.

Kemudian, jika ada hak yang tidak dipenuhi oleh suami maupun istri, cobalah bicarakan secara baik-baik. Jika tidak berhasil, maka tegurlah ia dengan sopan dan lembut. Penting agar setiap pasangan memahami jika berlebihan menuntut hak juga tidak baik dalam sebuah hubungan. Maka disini dituntut agar setiap pasangan saling peka mengenai hak yang harus diberikan untuk pasangannya tanpa harus diminta.

Nah itulah tujuh seni dalam berumah tangga. Semoga tulisan ini menjadi sebuah pengingat dan juga pengetahuan untuk kita semuanya.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun