Sabar dan syukur biasanya saling berdampingan. Seni keempat dalam berumah tangga berkaitan dengan dua hal ini. Mari kita tanyakan pada hati yang paling dalam, sanggupkah kita sabar jika kelak suami atau istri kita melakukan kesalahan ? jawabannya tentu ada pada diri kita masing-masing. Jika jawabannya tidak, maka cobalah untuk bersabar. Jangan fokus pada kesalahan yang pasangan kita lakukan, melainkan ingatlah berkah besar dibalik kesabaran itu.
Berumah tangga memang menguji kesabaran. Namun jika kamu mampu bersabar dan bersyukur atas semua rintangan, maka rumah tanggamu pasti akan aman.
Seni Kelima, Bumikan Ikhtiar Terbaik
Selanjutnya adalah bumikan ikhtiar terbaik. Segala sesuatu yang akan kita kerjakan lakukanlah dengan cara terbaik. Dalam pernikahan juga begitu, cobalah lakukan ikhtiar terbaik dalam setiap perbuatan.
Kadangkala kita mudah menyerah, tidak melakukan ikhtiar terbaik. Maka akan berakhir dengan kegagalan. Mulai dalam mencari rezeki, membahagiakan istri atau suami, cobalah lakukan dengan cari terbaik. Yakinlah segala sesuatu yang dilakukan dengan cara terbaik maka akan memperoleh hasil yang baik juga.
Seni Keenam, Mulailah Memenuhi Kewajiban
Sebelum meminta hak, penuhilah dahulu kewajiban. Baik sebagai seorang suami maupun istri ada kewajiban yang harus dipenuhi pada pasangan kita. Misalnya kewajiban seorang istri adalah taat pada suami. Maka penuhilah itu dengan setulus hati.
Begitu juga dengan suami, kewajiban dirinya untuk istri juga harus dipenuhi. Misalnya yang paling umum, memberi nafkah untuk istri. Itu semua juga harus dipenuhi oleh suami dengan penuh tanggungjawab.
Jika keduanya sama-sama sadar akan kewajiban mereka sendiri pada pasangannya. Ini menjadi sebuah langkah besar dalam menciptakan rumah tangga yang langgeng dan diberkahi oleh Allah SWT.
Seni Ketujuh, Kurangi Menuntut Hak
Selanjutnya adalah kurangi menuntut hak. Hak suami atas istri diantaranya adalah hak untuk diperlakukan dengan baik. Istri wajib mendapat hak agar diperlakukan dengan baik oleh suami, begitu pula sebaliknya.