Mohon tunggu...
muhammad naufal
muhammad naufal Mohon Tunggu... Mahasiswa

Pendidikan Kewarganegaraan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peran Warga Negara Dalam Mengatasi Upaya Radikalisme

27 Juni 2025   13:29 Diperbarui: 27 Juni 2025   13:29 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kamu merasa khawatir ketika melihat unggahan media sosial yang mengajak membenci kelompok lain? Atau mendengar ceramah keagamaan yang terdengar sangat eksklusif dan menghakimi? Fenomena semacam ini bukan lagi hal asing di tengah kehidupan masyarakat Indonesia. Tanpa kita sadari, bibit-bibit radikalisme telah menyebar begitu cepat dan halus, bahkan bisa tumbuh di lingkungan terdekat kita.

Radikalisme bukan sekadar perbedaan pendapat. Ini adalah paham yang menginginkan perubahan total terhadap sistem sosial, politik, atau keagamaan dengan cara ekstrem—termasuk melalui kekerasan, penolakan terhadap perbedaan, dan bahkan hasutan kebencian. Di Indonesia, radikalisme menjadi ancaman serius karena bertentangan langsung dengan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan semangat Bhinneka Tunggal Ika.

🌱 Mengapa Radikalisme Tumbuh Subur?

Banyak faktor yang membuat radikalisme bisa berkembang:

Pemahaman agama yang sempit, tanpa disertai pengetahuan yang luas atau kontekstual.
Kesenjangan ekonomi, membuat orang mudah kecewa dan mencari pelampiasan pada ideologi ekstrem.
Kurangnya pendidikan karakter, yang membuat generasi muda lemah dalam berpikir kritis dan toleran.
Penyalahgunaan media sosial, yang dimanfaatkan kelompok radikal untuk menyebar propaganda dan hoaks.
Sayangnya, banyak orang menganggap bahwa melawan radikalisme hanyalah tugas aparat atau pemerintah. Padahal, jika kita diam, kita sedang memberi ruang bagi ideologi berbahaya ini untuk tumbuh.

👥 Peran Warga Negara Itu Sangat Penting

Sebagai warga negara, kita memiliki hak sekaligus kewajiban untuk menjaga bangsa ini dari pengaruh buruk. Lalu, apa yang bisa kita lakukan?

Menjadi teladan dalam sikap toleran.
Mulailah dari hal kecil: menghormati teman yang berbeda keyakinan, tidak menyebarkan konten provokatif, dan membangun dialog sehat dengan orang yang berbeda pandangan.
Meningkatkan literasi digital.
Jangan asal percaya dengan informasi yang dibagikan di grup WhatsApp atau media sosial. Belajar memverifikasi informasi, pahami narasi radikal yang menyusup lewat meme, video, atau bahkan "ceramah viral".
Aktif dalam komunitas positif.
Terlibat dalam kegiatan sosial, komunitas pemuda, atau organisasi kemasyarakatan bisa membuat kita lebih kebal terhadap pengaruh eksklusif yang menyebarkan kebencian.
Menghidupkan nilai-nilai Pancasila.
Pancasila bukan sekadar hafalan saat upacara. Nilai-nilai seperti keadilan sosial, kemanusiaan, dan persatuan harus benar-benar diterapkan dalam kehidupan nyata.


🤝 Butuh Sinergi Bersama

Perang melawan radikalisme bukan bisa dimenangkan oleh satu pihak saja. Harus ada kolaborasi antara:

- Pemerintah sebagai pembuat kebijakan,
- Tokoh agama dan tokoh masyarakat sebagai panutan moral,
- Sekolah dan universitas sebagai benteng pendidikan karakter,
- Media sebagai penyampai kebenaran,
- Dan tentu saja masyarakat sebagai pelaku utama kehidupan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun