Mohon tunggu...
Muhammad Lutfi
Muhammad Lutfi Mohon Tunggu... Penulis - Pengen Manfaat aje

Aku suka nulis, bagiku penulis dihargai, baik dari pikiran, harapan, jiwa, nurani, serta ide. Segala yg ada dalam tubuh kita, kita sampaikan. Aku nulis dan suka kayak hamka, apalagi bang pi'ie. Nulis, dan terus membela kebenaran. Kayak pendekar dan jago yang membela segala prinsip kebenaran. Celengireng yang berdosa dan banyak nyampah kayak aye juga bisa bergune nih. Celeng yang busuk dan bersiung mampu mengubah keadaan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bertemu Datuk

27 Februari 2022   15:40 Diperbarui: 27 Februari 2022   15:46 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Fi'ie memutuskan pergi mencari topeng dan Keris, biar berkelana sekalipun, kedua benda itu harus ditemukan. Fi'ie mengikuti matahari terbenam. Dia pergi mencari keberadaan Adelia. Dalam perjalanan itu, Fi'ie bertemu dengan seorang kakek misterius, janggut panjang dan rambut panjang berjubah putih, dia meminta air minum pada Fi'ie. Fi'ie merasa iba dan memberikan sebagian air minum dari bambunya pada kakek itu.
Fi'ie: apa kakek sudah merasa tidak haus?
Kakek: tidak lagi haus nak, sebagai tanda terimakasih, aku ingin memberikan bubuk sakti ini untukmu.
Fi'ie: apa ini?
Kakek: ini adalah bubuk dari taring macan, supaya kau memiliki keberanian tanpa tanding bagaikan macan.
Fi'ie: kenapa kakek berikan pada saya?
Kakek: aku merasa kamu membutuhkan itu, aku juga berterimakasih kamu mau menolongku.
Fi'ie mencoba memasukkan bubuk itu dalam mulutnya.
Kakek: bagaimana rasanya?
Fi'ie: aku merasa jantungku berdetak lebih kencang.
Kakek itu tiba-tiba menghilang dan Fi'ie terus melanjutkan pencarian.
Fi'ie: Adelia, aku tak habis pikir kau tega mencuri dua benda itu. Lagipula apa untungnya bagimu. Bagaimana juga kamu tahu dua benda itu.
Saat bengong sendiri, Fi'ie bertemu iring-iringan orang membawa tandu. Dia lihat wanita di dalam tandu itu. Kebetulan mereka berhenti dekat Fi'ie dan Fi'ie pun memberanikan diri menyapa.
Fi'ie: ada apa dan kenapa kalian membawa tandu?
Hasan: ini ada orang sakit kulit, sulit sembuh.
Fi'ie: coba saya lihat.
Fi'ie diijinkan melihat ke dalam tandu. Dia menyuruh orang mengambil daun binahong dan mengusapkan pada seluruh tubuh yang sakit itu. Secara ajaib, wanita itu berangsur pulih. Dia bisa berjalan kembali.
Jihan: terimakasih, kamu telah menyembuhkan diriku. Aku berjanji akan bersedia menjadi suami dari seorang lelaki yang bisa menyembuhkanku.
Fi'ie: maaf, saya lelaki yang tidak tampan dan  banyak kurang.
Jihan: aku tiada peduli.
Fi'ie: maaf, saya sudah berkeluarga. Saya harus pamit.
Jihan: lelaki ini sangat baik, halus pekertinya, serta tampan, dia pandai menghormati orang lain. Sungguh idaman. (dalam hati).
Fi'ie mengendarai kuda celengireng dan pergi meninggalkan mereka.
Jihan: tunggu..., aku belum tahu namamu.
Jihan berniat mencari lelaki itu sampai ketemu.
Fi'ie terus mencari keberadaan dua benda yang dicari. Dari belakang kudanya, Jihan menunggangi kuda putih dan menyusul Fi'ie.
Jihan: tunggu!
Fi'ie: ini gawat, dia mau apa lagi. Aku sudah beristri. Aku harus memacu cepat Kudaku.
Jihan: hai lelaki!
Fi'ie tak peduli dan tetap berkuda masuk ke hutan.

Bersambung........

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun