Cinta bisa diuji waktu, tapi emas menguji kesiapan kita menghadapi hidup. Dalam badai tak terduga seperti sakit, mogok, banjir, maka emas yang tersimpan diam-diam jadi pelindung utama. Bijak bukan soal penghasilan, tapi bagaimana kita bersiap saat semua tak berjalan sesuai rencana.Â
Jadi ketika badai datang tanpa aba-aba, entah itu sakit, motor rusak, atau banjir tiba-tiba, maka emas bisa jadi pelampung penyelamat. Kita tidak harus menjualnya, cukup gadai, manfaatkan, lalu tebus kembali. Stabilitas harga emas adalah garansi bahwa nilainya tidak menguap begitu saja.
Tips terakhir, jangan tunggu sampai krisis baru berpikir investasi. Generasi Z harus mulai membangun kebiasaan investasi preventif, bukan responsif. Karena ketika darurat datang, yang menentukan selamat atau tidak adalah apa yang sudah kita siapkan, bukan apa yang kita sesalkan.
Maka, jadikan emas bukan hanya aksesori, tapi juga strategi. Karena ketika emas tersimpan, maka finansial aman. Dan yang paling penting, sakralitas tetap terjaga, dompet pun tetap bernyawa. Pegadaian bukan sekadar tempat gadai, tapi tempat menyelamatkan mimpi dan menjaga harga diri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI