Cita-cita "Indonesia Emas" yang dijanjikan untuk 2045 seharusnya bukan hanya slogan. Ia adalah janji bahwa generasi penerus akan hidup di negara yang adil, makmur, dan berdaulat. Namun jika kebijakan terus dibuat dengan pola seperti sekarang, cita-cita itu akan tetap menjadi mimpi yang tak pernah menjadi kenyataan. Indonesia memang memiliki potensi besar: sumber daya alam melimpah, letak strategis, dan jumlah penduduk yang besar. Tetapi potensi tanpa tata kelola yang baik hanya akan menjadi bahan eksploitasi, bukan kemajuan.
Indonesia masih punya pilihan untuk bangkit. Jalan menuju negara emas membutuhkan transparansi yang nyata, bukan sekadar jargon. Setiap rupiah pajak harus bisa dipertanggungjawabkan, setiap kebijakan harus dibuat dengan melibatkan rakyat, dan setiap data pribadi harus dilindungi seperti melindungi kedaulatan itu sendiri. Pajak harus dirancang secara progresif, memudahkan yang lemah dan memberi beban lebih besar kepada yang mampu. Perlindungan ekonomi rakyat kecil harus menjadi prioritas, bukan korban pertama ketika anggaran defisit.
Kepercayaan rakyat terhadap negara bisa dibangun kembali dengan satu cara: tunjukkan bahwa negara bekerja untuk mereka. Itu berarti memutus rantai perlindungan terhadap koruptor, memastikan bahwa hukum berlaku sama untuk semua orang, dan membuktikan bahwa kebijakan yang dibuat bukan hanya demi angka di atas kertas, tetapi demi kesejahteraan nyata. Reformasi birokrasi bukan hanya soal efisiensi, melainkan juga soal moralitas. Aparatur negara harus dibentuk bukan hanya untuk patuh kepada aturan, tetapi juga untuk menghormati dan melayani publik.
Dua dekade menuju usia 100 tahun akan menjadi penentu. Jika langkah yang diambil adalah langkah yang transparan, adil, dan berpihak kepada rakyat, maka Indonesia emas bukanlah mustahil. Kita akan melihat negara yang ekonominya kuat, rakyatnya percaya kepada pemerintah, dan dunia memandang kita sebagai bangsa yang berdaulat. Namun, jika langkah yang diambil justru mempertahankan pola lama---otoriter, timpang, dan korup---maka 2045 akan menjadi tahun penuh kecemasan. Indonesia emas akan berubah menjadi Indonesia cemas.
Hari ini, di usia 80 tahun, kita berada di persimpangan sejarah. Apakah kita akan melangkah menuju kejayaan atau menuju kehancuran, semuanya bergantung pada pilihan yang kita ambil sekarang. Selamat ulang tahun, Indonesiaku. Semoga di sisa perjalanan menuju satu abad kemerdekaan, engkau mampu menemukan kembali semangat yang dulu membuatmu berdiri tegak. Semoga engkau tidak sekadar merayakan hari jadi, tetapi juga menyalakan kembali api perjuangan, agar pada akhirnya kita benar-benar tiba di gerbang emas, bukan gerbang penyesalan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI