Mohon tunggu...
Muhammad Imron
Muhammad Imron Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Buruh Tulis

Jika tidak ada kuasa untuk bicara, tulislah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Indonesia: Sebuah Kapal Tua dengan Tujuh Nakhoda

17 Agustus 2020   18:14 Diperbarui: 17 Agustus 2020   19:15 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar hanya ilustrasi (kumparanMOM, 2018)

Pandji Pragiwaksono pun pernah berkata yang dikutip dari buku Selamat Datang Presiden Jokowi, "Saya kaget bisa hidup di era ketika rakyat kembali mencintai pemimpin politiknya. Lihat bagaimana warga Jakarta begitu mencintai Jokowi dan Ahok..." terlihat sudah bahwa Joko Widodo terpilih menjadi seorang Presiden murni karena beliau dicintai oleh rakyatnya, bukan hanya rakyat Jakarta saja, tetapi seluruh rakyat Indonesia.

Pemilu 2014 sebagai sebuah peristiwa bersejarah bagi Joko Widodo. Beliau membuktikan bahwa meninggalkan Jakarta untuk memimpin Indonesia bukan suatu keputusan salah yang telah diambil. Walaupun pemilu pada tahun itu dapat dianggap sebagai sebuah pemilu yang cenderung brutal, terjadi banyak isu sara dan kampanye hitam.

Joko Widodo pun akhirnya keluar sebagai pemenang ditemani oleh Jusuf Kalla sebagai wakilnya mengalahkan pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Radjasa. Tiga tahun sudah Joko Widodo menjabat menjadi orang nomor satu di negeri ini. Ya, seperti biasanya, terdapat keberhasilan dan kegagalan pada suatu kepemimpinan. Evaluasi pun telah dilakukan untuk menilai kinerja pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam memimpin negara ini.

Menurut hasil survei CSIS (Centre for Strategic and International Studies) menilai tingkat kepuasan masyarakat pada pemerintahan ini terus meningkat. Pada tahun 2017, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah mencapai 68,3%. Hasil tersebut terus berkembang sejak tahun 2015.

Itulah hasil yang telah dibuat bersama dengan timnya yang dinamakan "Kabinet Kerja". Kepuasan tersebut dinilai dari berhasilnya Pemerintah menyetarakan semua pulau yang ada Indonesia dan telah menghapus anggapan bahwa Pemerintah hanya berpihak pada Pulau Jawa yang kemudian dikenal dengan stigma Jawasentris. Tetapi, dari sisi ekonomi belum ada perubahan yang signifikan. Maka dari itu, Pemerintah harus terus berusaha untuk memperbaiki perokonomian Indonesia baik itu yang bersifat internal maupun eksternal.

Kita sebagai rakyat Indonesia sudah sepatutnya mendukung siapapun pemimpin kita, tidak memandang siapapun beliau, baik dari agama, suku atau ras apapun. Bagi kita, yang terpenting adalah Pemerintah yang senantiasa mengutamakan rakyatnya, bangsanya dan negaranya. 

Pemimpin yang berhasil itu adalah pemimpin yang saat kepemimpinannya disukai dan dicintai oleh rakyatnya. Djarot Saiful Hidayat pun pernah berpesan dalam seminarnya, "kita harus berpuasa saat berkuasa." Kata kata itu dapat dimaknai, apabila nantinya kita memimpin, kita harus berpuasa dari sisi ego dan nafsu kita. Kita tidak boleh semena-mena menggunakan jabatan ataupun wewenang. 

Maka dari itu, siapapun pemimpinnya kelak, dukung dan bantulah beliau untuk Indonesia, karena tanpa kita, beliau tidak akan bisa. Jayalah Indonesiaku, jayalah bangsaku.

Sumber:
1. Abdur Arsyad. (2014) Grand Final Stand Up Comedy Indonesia Season 4, Komika [tampil pada 26 Juni 2014, Kompas TV, Jakarta]

2. Mohamad Anas dkk (2017) Pancasila Dalam Diskursus: Sejarah, Jalan Tengah, dan Filosofi Bangsa. Sleman, Ifada Publishing.

3. Makmur Makka (2008) The True Life of Habibie: Cerita Dibalik Kesuksesan. Depok, Pustaka IIMaN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun