Mohon tunggu...
Muhammad Imron
Muhammad Imron Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Buruh Tulis

Jika tidak ada kuasa untuk bicara, tulislah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Indonesia: Sebuah Kapal Tua dengan Tujuh Nakhoda

17 Agustus 2020   18:14 Diperbarui: 17 Agustus 2020   19:15 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar hanya ilustrasi (kumparanMOM, 2018)

5. Megawati Sukarnoputri

Dr. Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri atau yang sering disebut Megawati Soekarnoputri, putri sulung sang proklamator, Soekarno atas perkawinan dengan Fatmawati, penjahit pertama bendera Merah Putih. Seorang wanita yang tergolong nekat dan selalu memiliki banyak ambisi. Keputusannya untuk bergabung kedalam dunia politik sebenarnya tidak sesuai dengan keinginan keluarganya.

Dengan bergabungnya Megawati ke kancah politik, berarti dia telah mengingkari kesepakatan keluarganya untuk tidak terjun ke dunia politik (Otto Ismail, 2012, h.2). Bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) telah membuatnya mengenali dunia politik lebih jauh. Kepribadiannya yang dapat dibilang tidak piawai di dunia poltik, tetapi berkat kerja kerasnya dan tekadnya untuk kelangsungan hidup yang lebih baik, akhirnya namanya semakin melambung di dalam internal partai.

Terpilihlah Megawati sebagai anggota DPR/MPR RI pada tahun 1987-1992 sebagai pekerjaan profesional pertamanya di bidang pemerintahan. Selain itu, namanya juga semakin melambung di dalam internal partai ketika beliau juga diangkat sebagai Ketua DPC PDI Jakarta Pusat. Dimulai sejak itulah, namanya mulai semakin dikenal dan diakui, walaupun kondisi politik pemerintahan yang saat itu dapat dibilang sedang buruk, tetapi beliau tetap melakukan lobi-lobi politik di luar gedung wakil rakyat tersebut (2012, h.2).

Beberapa jabatan pun mulai diduduki olehnya setelah itu, mulai dari ketua umum DPP PDI pada tahun 1993 hingga akhirnya menjadi ketua umum PDI mengungguli Budi Hardjono. Setelah itu pun terjadi perebutan kursi ketua umum PDI antara Megawati dan Soerdjadi yang nantinya membuat partai tersebut pun terpecah menjadi dua kubu, yakni kubu PDI pimpinan Megawati dan kubu PDI pimpinan Soerjadi.

Berbagai permasalahan dihadapi oleh Megawati, hingga partai yang dipimpinnya tidak diakui oleh Pemerintah yang berujung tidak diikutsertakannya dalam pemilu 1997. Namun Megawati tidak patah semangat. Akhirnya beliau menyatakan keluar dari Partai Demokrasi Indonesia yang kemudian membuat partai baru yang dinamakannya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang masih bertahan hingga saat ini.

Kegigihannya pun membuat hasil, mulai dengan kembalinya beliau menduduki jabatan dalam DPR/MPR RI pada tahun 1999, menjadi Wakil Presiden mendampingi Gus Dur pada tahun 1999-2001, hingga pada akhirnya beliau diakui sebagai orang nomor satu di negara ini setelah dipilih oleh MPR untuk menduduki jabatan sebagai Presiden RI kelima menggantikan Abdurrahman Wahid pada tahun 2001. Kurang lebih 3 tahun beliau menjabat dari tahun 2001 hingga 2004 didampingi oleh Hamzah Haz sebagai Wakil Presiden sebelum nantinya beliau digantikan oleh seorang Jenderal TNI bernama Susilo Bambang Yudhoyono

6. Susilo Bambang Yudhoyono

Jenderal TNI Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, Seorang Jenderal yang dapat bermanuver memenangkan pertarungan di medan politik. Anak dari R. Soekotjo, seorang tentara sekaligus seorang pahlawan dan Siti Habibah, putri pendiri pondok pesantren Salafiyah. 

Tak banyak orang yang menyangka seorang SBY yang sebelumnya masih dipandang sebelah mata oleh lawan politiknya karena dianggap masih 'anak bawang' dalam memimpin negara, tetapi pada akhirnya dibuktikan ketika dirinya terpilih sebagai seorang Presiden, bahkan 2 periode, yakni pada tahun 2004 berpasangan dengan Jusuf Kalla dan 2009 berpasangan dengan Boediono.

Memang, tiada usaha yang tidak membuahkan hasil, itulah kata-kata yang cocok untuk menggambarkan seorang Susilo Bambang Yudhoyono, yang jika dikutip dalam buku Biografi Politik Susilo Bambang Yudhoyono (2009), "Ia (SBY) seperti percikan-percikan gelombang di tengah hening gelombang laut yang ganas" (Garda Maeswara, 2009, h.10). kariernya memang dilaluinya sedikit demi sedikit, beliau bukanlah orang yang tiba-tiba langsung besar namanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun