Mutira Pasifik
Â
Malam, setelah sholat isyanya usai ia kemudian langsung duduk dan melantunkan ayat-ayat suci untuk tuhan dan juga manusia dengan khusyuk. Mukena yang ia kenakan begitu bercahaya menghiasi tubuh mungilnya. Dengan wajah lugu dan juga manis, nampak terlihat sisa-sisa air wudhu yang masi menetas pelan dari wajah manisnya.Â
Mutiara, demikian lah namanya. Perempuan Manja yang selalu sibuk disaat-saat senja sore telah menjelang. Dengan gaya manja yang ia punya dapat membuat senja lama untuk pergi. Senja seakan merayu dan menjaganya dari kejauhan dengan kata-kata dan juga doa. "Mutiara, kau cantik dan manis" Ucap senja pada kekosongan langit yang membentang.Â
Disuatu malam, tepatnya sekitar jam 22:12 WIT Mutiara bertemu dengan seorang laki-laki, lalu mereka duduk dan saling membagi cerita tentang masa-masa sekolah, percintaan, dan juga aktivitas perkuliahan. Mutiara malam itu sangat terbuka, berbagai macam hal ia bagikan dan ceritakan kepada laki-laki yang menemaninya itu.
 Pembahasannya dengan laki-laki itu sangat lancar dan juga terbuka. Mutiara adalah perempuan tegas dan manis dengan besar komitmen yang ia tanamkan kuat-kuat dalam dirinya. Dalam dunia percintaan ia sangat dewasa ketika sedang menyikapi suatu permasalahan.Â
Mutiara perempuan Pasifik yang manja dan baik. Ia sangat leluasa dalam berbicara. Ketika sedang berbicara akan timbul cahaya cantik dari wajahnya yang manis tanpa mek up sekali pun itu.Â
Kini laki-laki itu merindukannya, Mutiara memang tidak ada tandigan dalam hal kecantikan. Wajah manis dan gaya manjanya terbayang terus mengangu aktivitas laki-laki itu. Hingga disuatu tempat paling sunyi, laki-laki itu menulis sebua puisi untuk Mutiara dengan judul perempuan Manja di dekat Senja. Puisinya kemudian disimpan rapat-rapat dalam relung paling dalam.
 Harapan laki-laki itu kepada Mutiara sangat lah besar. Laki-laki itu sering menyebut nama Mutiara ketika sudah mulai tidur. Laki-laki itu juga berharap agar Mutiara tetap bercahaya diujang sana, di pasifik tentunya, agar dunia tetap baik-baik saja.Â
Kau, Mutiara Pasifik. Tetaplah manis dengan gaya-gaya manja yang kau punya, tetap kuat jalani hari, dan tetap fokus pada cita, cinta, dan juga citra. Semogah kau bisa berlabu ke tempat tujuan, tempat dimana ketika kau selalu impikan lewat doa-doa panjang ketika sujud. Tetaplah berkilau sebagai cahaya yang menerangi semua.