EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS KIAI HAJI AHMAD SIDDIQ JEMBER
MOHAMMAD FIKRI
Email: mohammadfikri006@gmail.com
Abstrak
Gerakan radikalisme agama merupakan fenomena global yang kompleks dan kontroversial. Radikalisme agama merujuk pada upaya untuk mencapai perubahan sosial, politik, dan budaya melalui cara-cara kekerasan atau ekstrem, dengan memanfaatkan agama sebagai alat legitimasi ideologis. Gerakan ini muncul sebagai respons terhadap ketidakadilan sosial, ekonomi, dan politik, serta perasaan terancam oleh modernisasi dan sekularisasi. Radikalisme agama memiliki karakteristik seperti penolakan terhadap modernisasi, penekanan pada ajaran dasar agama, dan identitas agama yang kuat dan eksklusif. Gerakan ini dapat menyebabkan polarisasi, intoleransi, dan kekerasan, serta memiliki dampak signifikan pada masyarakat dan negara.Studi ini bertujuan untuk memahami gerakan radikalisme agama dalam konteks yang lebih luas, serta mempromosikan dialog antaragama dan toleransi sebagai solusi untuk mengatasi radikalisme agama. Hasil studi menunjukkan bahwa radikalisme agama dapat dicegah dan diatasi melalui pendidikan, dialog, dan kerja sama antaragama, serta upaya untuk meningkatkan keadilan sosial, ekonomi, dan politik.
Pendahuluan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi radikalisme agama, mengidentifikasi dampak radikalisme agama pada masyarakat, dan mengembangkan strategi untuk mengatasi radikalisme agama. Manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang radikalisme agama dan mempromosikan dialog antaragama dan toleransi.
Radikalisme agama merupakan fenomena sosial yang telah menjadi perhatian serius di berbagai negara, termasuk Indonesia. Istilah "radikalisme" berasal dari kata radix yang berarti akar. Dalam konteks sosial dan politik, radikalisme menunjuk pada sikap atau gerakan yang ingin melakukan perubahan secara mendasar dengan cara-cara yang ekstrem. Ketika dikaitkan dengan agama, radikalisme menggambarkan penafsiran dan praktik keagamaan yang kaku, intoleran, serta menganggap diri dan kelompoknya paling benar, sementara kelompok lain salah dan harus diperangi.
Fenomena ini menjadi ancaman nyata bagi persatuan bangsa, stabilitas sosial, dan harmoni antarumat beragama. Oleh karena itu, memahami akar, penyebab, dan solusi terhadap gerakan radikalisme agama menjadi sangat penting.
Asal Mula Dan Perkembangan Radikalisme Agama
Radikalisme agama memiliki akar sejarah yang panjang, namun menjadi lebih menonjol pada abad ke 20. Gerakan ini dipicu oleh perubahan sosial, politik, dan budaya yang cepat, serta perasaanterancamoleh modernisasi dan sekularisasi. Dalam Islam, radikalisme agama sering dikaitkan dengan Gerakan revivalis pra-modernis, seperti Wahabiyah, yang menekankan kembali ke ajaran dasar Islam.
Bentuk Bentuk Radikalisme agama
Gerakan radikalisme agama dapat muncul dalam berbagai bentuk, antara lain:
1.Terorisme: Gerakan radikalisme agama yang menggunakan kekerasan dan intimidasi untuk mencapai tujuan politik atau ideologis.
2.Ekstremisme: Gerakan radikalisme agama yang menekankan pada penolakan terhadap modernisasi dan sekularisasi, serta penekanan pada ajaran dasar agama.
3.Fundamentalisme: Gerakan radikalisme agama yang menekankan pada kembali ke ajaran dasar agama dan menolak inovasi moder
Dampak Radikalisme Agama
Radikalisme agama memiliki dampak yang signifikan, baik positif maupun negatif. Di satu sisi, radikalisme agama dapat memperkuat identitas agama dan memotivasi umat untuk kembali ke ajaran dasar. Di sisi lain, radikalisme agama dapat menyebabkan polarisasi, intoleransi, dan kekerasan
Solusi Untuk Mengatasi Radikalisme Agama
Untuk mengatasi radikalisme agama, perlu dilakukan upaya-upaya berikut:
1.Pendidikan: Meningkatkan pendidikan dan kesadaran tentang agama dan toleransi.
2.Dialog: Mendorong dialog antaragama dan antarbudaya untuk meningkatkan pemahaman dan toleransi.
3.Kerja Sama: Meningkatkan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi agama untuk mengatasi radikalisme agama.
Kesimpulan
Gerakan radikalisme agama adalah fenomena kompleks yang memerlukan pemahaman yang lebih mendalam. Radikalisme agama dapat memiliki dampak positif, seperti memperkuat identitas agama, namun juga dapat menyebabkan polarisasi dan kekerasan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi radikalisme agama, seperti pendidikan, dialog, dan kerja sama.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Rasyid, Harun Nasution. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UI Press, 1992.
Azra, Azyumardi. Islam Substantif: Untuk Keagamaan yang Damai dan Berkemajuan. Bandung: Mizan, 2002.
Esposito, John L. Unholy War: Terror in the Name of Islam. New York: Oxford University Press, 2002.
Hidayat, Komaruddin. Agama Punya Seribu Nyawa. Jakarta: Buku Kompas, 2009.
 Juergensmeyer, Mark. Terror in the Mind of God: The Global Rise of Religious Violence. Berkeley: University of California Press, 2000.
 Hasan, Noorhaidi. Laskar Jihad: Islam, Militancy, and the Quest for Identity in Post-New Order Indonesia. Ithaca: Southeast Asia Program Publications, Cornell University, 2006.
 Madjid, Nurcholish. Islam, Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis Tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan Kemodernan. Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 2000.
   Mozaffari, Mehdi. "What is Islamism? History and Definition of a Concept." Totalitarian Movements and Political Religions, vol. 8, no. 1 (2007): 17--33.
 Sahal, M. & Aziz, M. Radikalisme Agama: Sebuah Refleksi Teoritis dan Praktis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
 Wahid, Abdurrahman. Islamku, Islam Anda, Islam Kita. Jakarta: Wahid Institute, 2006.
 Webel, Charles & Galtung, Johan. Handbook of Peace and Conflict Studies. London: Routledge, 2007.
 Yusanto, Muhammad dan Adian Husaini. Wajah Peradaban Barat: Dari Kristenisasi hingga Sekularisasi. Jakarta: Gema Insani, 2005.
 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). "Strategi Pencegahan Radikalisme di Indonesia." https://www.bnpt.go.id (diakses Oktober 2025).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI