Di sinilah kekuatan UMKM, mereka hadir bukan karena fasilitas, tapi karena kebutuhan dan semangat untuk maju. Mereka menciptakan lapangan kerja, menggerakkan ekonomi lokal, dan menjadi solusi nyata di tengah keterbatasan.
Lebih dari sekadar unit bisnis, UMKM adalah poros kehidupan masyarakat sehari-hari. Mereka mengenal pelanggan secara langsung, tahu selera lingkungan, dan sering kali menjadi tempat berutang, tempat bercerita, bahkan tempat saling menolong.Â
Tantangan yang Tak Kecil
Meski perannya sangat besar, UMKM masih menghadapi banyak tantangan. Permodalan menjadi masalah klasik yang tak kunjung usai.Â
Banyak pelaku UMKM kesulitan mengakses pinjaman karena tak memiliki agunan atau rekam jejak keuangan yang memadai.Â
Meski berbagai program kredit usaha rakyat (KUR) telah diluncurkan pemerintah, distribusinya belum merata, dan tak sedikit pelaku usaha mikro yang belum tersentuh layanan tersebut.
Selain itu, literasi digital juga menjadi tantangan nyata. Di tengah tuntutan untuk go digital, masih banyak UMKM yang gagap teknologi tidak memahami cara membuat katalog produk, berjualan di marketplace, atau mempromosikan diri lewat media sosial.Â
Padahal, di era sekarang, kehadiran digital menjadi kunci utama untuk bertahan dan berkembang, apalagi ketika persaingan makin terbuka.
Tantangan lainnya adalah legalitas usaha dan perlindungan hukum. Banyak pelaku UMKM yang belum memiliki izin usaha resmi, NPWP, atau sertifikasi produk seperti halal dan PIRT.Â
Ini membuat mereka sulit naik kelas dan masuk ke jaringan distribusi yang lebih luas, seperti ritel modern atau pasar ekspor.
Permasalahan logistik, keterbatasan pelatihan usaha, hingga minimnya pendampingan berkelanjutan juga menambah daftar panjang kendala yang dihadapi.Â