Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Apakah Urban Farming Bisa Jadi Solusi Ketahanan Pangan di Kota?

22 Mei 2025   19:46 Diperbarui: 22 Mei 2025   19:58 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi urban farming diperkotaan (sumber gambar: alodokter.com)

Di tengah pertumbuhan penduduk yang pesat dan keterbatasan lahan pertanian di perkotaan, muncul satu tren yang menarik perhatian, urban farming atau pertanian kota. 

Fenomena ini berkembang dari kebutuhan akan pangan yang lebih mandiri, sehat, dan berkelanjutan di tengah padatnya hunian dan terbatasnya ruang hijau. 

Urban farming menjadi alternatif yang memungkinkan masyarakat kota untuk tetap produktif secara agrikultur, meski hanya dengan lahan sempit di halaman rumah, atap gedung, atau bahkan dalam pot-pot kecil di balkon apartemen.

Urban Farming: Lebih dari Sekadar Tren

Urban farming bukanlah konsep baru, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, minat terhadap praktik ini meningkat pesat. 

Perubahan gaya hidup, kesadaran akan pentingnya pangan sehat, serta kekhawatiran terhadap keberlanjutan sistem pangan global menjadi pendorong utamanya. 

Ditambah lagi, pandemi COVID-19 sempat membuka mata banyak orang akan pentingnya memiliki akses langsung terhadap sumber makanan, tanpa terlalu bergantung pada pasokan dari luar kota.

Kini, urban farming tidak lagi dipandang sebagai kegiatan iseng atau sekadar pelengkap estetika rumah. Ia telah berevolusi menjadi bagian dari solusi sistemik yang menggabungkan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. 

Di berbagai kota besar dunia, termasuk di Indonesia, kita mulai melihat banyak inisiatif urban farming bermunculan baik secara individu maupun kolektif, dari rumah tangga kecil hingga skala komunitas dan institusi.

Dengan dukungan teknologi sederhana seperti hidroponik, aquaponik, atau sistem vertikal, siapa pun bisa memulai pertanian kota meski hanya dengan lahan terbatas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun