Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengatasi Burnout: Saat Batas antara Kerja dan Hidup Mulai Kabur

16 Mei 2025   16:00 Diperbarui: 16 Mei 2025   14:18 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi burnout dalam bekerja (sumber gambar: alodokter.com)

Dalam beberapa tahun terakhir, istilah burnout semakin sering terdengar, terutama di kalangan pekerja urban dan generasi muda. 

Fenomena ini mencerminkan kondisi kelelahan ekstrem yang tidak hanya fisik, tetapi juga mental dan emosional. 

Meningkatnya tekanan kerja, tuntutan produktivitas yang terus-menerus, dan ekspektasi untuk selalu online membuat banyak orang merasa terjebak dalam siklus kerja yang tiada habisnya. 

Apalagi sejak pandemi, di mana konsep bekerja dari rumah menjadi hal umum, batas antara waktu kerja dan waktu pribadi menjadi semakin kabur. 

Akibatnya, ruang untuk beristirahat, menikmati hidup, atau sekadar bernapas terasa menyempit. 

Inilah yang perlahan tapi pasti memicu munculnya burnout sebagai krisis diam-diam yang menggerogoti kualitas hidup dan kesehatan mental banyak orang.

Ketika Waktu Istirahat Tak Lagi Jelas

Kemajuan teknologi memang membawa banyak kemudahan, namun di sisi lain juga menciptakan tekanan tersendiri yang sering kali tak disadari. 

Kita bisa bekerja dari mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja sebuah kemajuan yang dulunya mustahil, kini menjadi norma. 

Namun justru di situlah letak permasalahannya, fleksibilitas itu sering kali berubah menjadi jebakan tanpa batas waktu. Notifikasi pekerjaan bisa muncul di malam hari, saat akhir pekan, bahkan di momen istirahat bersama keluarga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun