Dalam kesimpulannya, ketika batas antara kerja dan hidup mulai kabur, kita dituntut untuk lebih tegas dalam menciptakan ruang pribadi.Â
Dunia yang serba cepat dan terus terhubung tidak akan berhenti dengan sendirinya, maka kitalah yang harus menetapkan batas, menata ulang prioritas, dan memberikan ruang bagi diri untuk bernapas.Â
Istirahat bukanlah kemewahan, tapi kebutuhan dasar. Waktu luang bukan bentuk kemalasan, tapi cara untuk memulihkan energi dan menjaga kewarasan.
Dengan mengenali tanda-tanda burnout, mengelola ekspektasi, serta membangun kebiasaan hidup yang lebih seimbang, kita bisa meminimalkan dampak negatif dari tekanan pekerjaan.
Lebih penting lagi, kita bisa kembali merasakan makna dalam hidup, baik di dalam maupun di luar dunia kerja. Karena pada akhirnya, kualitas hidup tidak hanya diukur dari seberapa sibuk kita, tetapi juga dari seberapa utuh dan sadar kita menjalani setiap harinya dengan tubuh yang sehat, pikiran yang jernih, dan hati yang tenang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI