Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) telah menjadi salah satu isu utama yang menyelimuti pasar tenaga kerja di berbagai negara, termasuk Indonesia.Â
Dalam beberapa tahun terakhir, krisis ekonomi global, dampak dari pandemi, serta perubahan struktural dalam industri telah memperburuk situasi ketenagakerjaan.Â
Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian ini, perusahaan seringkali melihat PHK sebagai langkah yang tidak bisa dihindari untuk menyeimbangkan keuangan dan tetap bertahan di pasar yang kompetitif.
Meski demikian, keputusan PHK bukanlah hal yang mudah bagi pihak perusahaan maupun karyawan. PHK tidak hanya memengaruhi aspek finansial, tetapi juga membawa dampak psikologis yang mendalam bagi mereka yang terkena.Â
Di sisi lain, bagi perusahaan, PHK bisa berdampak pada produktivitas jangka panjang, loyalitas karyawan yang tersisa, serta citra perusahaan di mata publik.Â
Dengan latar belakang ini, penting untuk mengkaji mengapa perusahaan memilih untuk melakukan PHK, serta apa dampak yang timbul dari keputusan tersebut bagi berbagai pihak yang terlibat.
Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu
Salah satu alasan utama di balik keputusan PHK adalah kondisi ekonomi yang tidak menentu.Â
Ketika perekonomian menghadapi penurunan yang signifikan, baik itu akibat krisis finansial global, pandemi, atau resesi ekonomi, banyak perusahaan yang terpaksa harus menghadapi penurunan pendapatan atau bahkan kerugian yang tidak bisa dihindari.Â
Dalam situasi seperti ini, perusahaan cenderung melakukan pemangkasan biaya sebagai langkah cepat untuk menjaga kelangsungan usaha mereka.Â