Selain itu, ada pula pengeluaran tak terduga seperti biaya kesehatan, perawatan kendaraan, atau kebutuhan sosial seperti menghadiri pernikahan teman dan acara keluarga.
Gaya Hidup Kekinian: Antara Kebutuhan dan Tekanan Sosial
Di era media sosial, tren gaya hidup mudah tersebar dan sering kali menciptakan ekspektasi yang tinggi.
Setiap hari, anak muda disuguhkan dengan konten tentang gaya hidup ideal mulai dari nongkrong di kafe estetik, outfit terbaru, liburan ke destinasi populer, hingga koleksi gadget mahal.
Tanpa disadari, eksposur terus-menerus terhadap gaya hidup ini menciptakan tekanan sosial untuk ikut serta, meskipun kondisi finansial tidak selalu mendukung.
Fenomena ini dikenal sebagai “fear of missing out” (FOMO), di mana seseorang merasa khawatir tertinggal dari tren yang sedang berlangsung.
Banyak yang akhirnya rela mengalokasikan sebagian besar gaji mereka untuk memenuhi standar sosial yang sebenarnya tidak sepenuhnya mereka butuhkan.
Misalnya, memilih makan di restoran mahal demi konten media sosial, membeli pakaian baru agar tidak terlihat “ketinggalan zaman,” atau mengganti smartphone meskipun yang lama masih berfungsi dengan baik.
Mungkinkah Menabung dengan Gaji UMR?
Meskipun tantangan besar, menabung dengan gaji UMR bukanlah hal yang mustahil. Dengan strategi keuangan yang tepat dan pengelolaan pengeluaran yang lebih disiplin, anak muda tetap bisa menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk tabungan.
Kunci utamanya adalah membedakan antara kebutuhan dan keinginan, serta membuat perencanaan yang realistis sesuai dengan kondisi finansial. Salah satu langkah pertama yang bisa dilakukan adalah menentukan prioritas pengeluaran.