Mohon tunggu...
Muhammad Caesar Vieri
Muhammad Caesar Vieri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

NIM: 43221010010 - Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 1- Pentingnya Dasar-dasar Berkomunikasi Efektif

24 September 2022   23:13 Diperbarui: 28 September 2022   18:02 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image captihttps://www.aryasentraconsulting.com/training-basic-effective-communication/on

Nama Dosen: Prof. Apollo

NIM: 43221010010

Nama: Muhammad Caesar Vieri

Kampus: Universitas Mercu Buana


Apa itu Komunikasi Efektif ?

Komunikasi adalah kegiatan mentransfer atau mengirimkan informasi baik secara lisan maupun tertulis. Namun, tidak semua orang mampu berkomunikasi dengan baik. Terkadang ada orang yang mampu menyampaikan semua informasi secara lisan tetapi tidak secara tertulis atau sebaliknya. Komunikasi yang efektif terjadi apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi mispersepsi.

komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara pemberi pesan dan penerima pesan. Pengkuran efektivitas dari suatu proses komunikasi dapat dilihat dari tercapainya tujuan si pengirim pesan. Pesan yang tersampaikan dengan benar dan tepat sesuai keinginan sang komunikator, menunjukkan bahwa komunikasi dapat berjalan secara efektif.

Dengan demikian dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi efektif adalah saling bertukar informasi, ide, perasaan dan sikap antara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai harapan dan dapat menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlibat komunikasi.Berkomunikasi secara efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pemahaman yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya komunikasi yang harmonis, yaitu dua pihak yang berkomunikasi memahami pesan yang disampaikan.

Sebelum kita mengetahui bagaimana komunikasi yang efektif, kita perlu terlebih dahulu memahami sifat dan makna komunikasi. Pada dasarnya komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari satu pihak ke pihak lain melalui suatu media atau perantara, yang terhalang oleh gangguan atau kebisingan. Pengertiannya sederhana, namun dalam prakteknya sering kita temukan tidak sesederhana itu.

Hal yang sering disalahpahami tentang komunikasi adalah bahwa komunikasi hanyalah tentang berbicara. Padahal, menurut pemahaman, komunikasi adalah menyampaikan pesan dan tidak disebutkan bahwa Anda harus selalu berbicara. Tanpa kita sadari, ada unsur yang juga menyampaikan pesan selain kata-kata verbal yang keluar dari mulut kita. Elemen-elemen ini dikenal sebagai komunikasi non-verbal.

Komunikasi yang efektif adalah penyampaian pesan yang dilakukan sesuai dengan maksud dan tujuan pengirim pesan. Komunikasi yang efektif merupakan sesuatu yang diinginkan oleh setiap komunikator, dimana apa yang disampaikannya diterima sesuai dengan keinginannya. 

Dengan komunikasi yang efektif, masalah mendasar dalam komunikasi seperti kesalahpahaman dan pesan yang tidak terjangkau dapat diselesaikan. Masalah-masalah ini mungkin tidak hilang selamanya, tetapi dapat diminimalkan. Dengan begitu, pesan yang disampaikan lebih bisa diterima.

Mungkin tidak mudah untuk mendapatkan komunikasi yang efektif, apalagi jika terjadi banyak gangguan dalam proses penyampaian pesan. Namun, bukan tidak mungkin. Setiap komunikator dapat melakukan komunikasi yang efektif dan mendapatkan tujuan yang diinginkan. Yang terpenting adalah terus menerapkan teknik komunikasi efektif secara berkesinambungan.

Apa Pentingnya Komunikasi Efektif?

Seperti yang kita ketahui dan kita jalankan, Komunikasi selalu menjadi bagian dari rutinitas kita sehari-hari, di rumah, di kampus, di pasar, dan di tempat lain kita tidak bisa menghindari aktivitas berkomunikasi. Komunikasi menyentuh semua aspek kehidupan kita. Bahkan saking seringnya kita berkomunikasi, kita cenderung menganggap komunikasi sebagai sesuatu yang begitu mudah dan sepele. Dalam konteks komunikasi interpersonal yang hampir selalu kita lakukan setiap hari, proses komunikasi bukanlah sesuatu yang sulit. 

Namun dalam hal dan konteks komunikasi impersonal, misalnya dalam kegiatan perkuliahan, belajar mengajar, konseling atau penyuluhan, atau pelatihan, dimana sasaran komunikasinya bukan individu melainkan khalayak atau sekelompok orang, komunikasi sangat sulit untuk kita lakukan. 

Ketika mulai berdiri di depan mereka untuk mulai berbicara, kata-kata yang seharusnya bisa kita ucapkan seolah menghilang dari ingatan kita. Keringat dingin mulai merembes ke sekujur tubuh kita, badan dan tangan kita gemetar, dan suara yang keluar dari mulut kita terbata-bata.  Kita biasa menjadi semakin gugup ketika melihat penonton, melihat reaksi mereka dengan tatapan menghina, dengan senyum kecil sinis, dan bahkan mungkin berbicara dengan mereka seolah-olah kami tidak berbicara dengan mereka. Ketika komunikasi berlangsung seperti itu, maka kita dapat mengakui bahwa komunikasi yang kita lakukan tidak efektif, atau bisa dibilang komunikasi yang dilakukan gagal.

Pentingnya komunikasi dengan manusia merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri oleh manusia, begitu juga dengan organisasi. Tidak hanya pengetahuan dasar tentang komunikasi, pengetahuan dasar tentang organisasi sebagai lingkungan tertentu yang terstruktur, bercirikan, dan memiliki fungsi tertentu merupakan sesuatu yang mendukung kelancaran komunikasi organisasi. Orang-orang yang tertarik untuk bergabung dengan suatu organisasi memiliki berbagai alasan. Para ahli menyatakan bahwa salah satu dari empat kebutuhan utama manusia adalah fasilitasi kebutuhan sosial untuk memperoleh rasa aman melalui rasa memiliki dan memiliki, asosiasi, penerimaan, memberi dan menerima persahabatan.

 Pada kesempatan kali ini saya mencoba memaparkan ataupun mendiskusikan bagaimana agar komunikasi yang kita lakukan menciptakan suasana yang sesuai dengan harapan, seperti suasana saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai, dan yang pasti saling mengubah menuju ke arah yang lebih baik lagi.
Komunikasi antarmanusia terbagi menjadi tiga unsur, yaitu
1.sumber (sender),
2.pesan (message), dan
3. penerima (receiver).

https://www.shutterstock.com/it/search/communication-sender-receiver?image_type=illustrationImage caption
https://www.shutterstock.com/it/search/communication-sender-receiver?image_type=illustrationImage caption

Oleh karena itu, banyak orang mengklaim bahwa proses pertukaran pesan antara pengirim ( sering disebut komunikator ) dan penerima ( sering disebut komunikan ) . Padahal, proses komunikasi tidak sesederhana itu, karena komunikasi bukan pada saat mengirim dan menerima pesan (diterima), tetapi apakah pesan atau informasi yang disampaikan atau dipertukarkan dimaknai dengan cara yang sama sehingga dapat menimbulkan pemahaman, kesepakatan, dan kesepakatan yang sama. tindakan atau tidak (diterima). Untuk sampai pada kondisi seperti itu, komunikasi tidak cukup berlangsung satu arah, tetapi harus mampu menciptakan suasana interaktif, yaitu suasana di mana komunikator dan komunikan saling bertukar posisi dan peran guna mewujudkan saling pengertian.

Untuk menciptakan komunikasi yang interaktif, komunikator sebagai pihak yang memprakarsai penyampaian pesan terkadang tidak cukup hanya mengandalkan kata-kata lisan, tetapi juga membutuhkan alat, baik kata-kata tertulis maupun alat auditif dan visual. Alat-alat tersebut akan semakin dibutuhkan jika komunikasinya berupa komunikasi kelompok atau instruksional (komunikasi yang bertujuan untuk mengajarkan dan/atau melatih sesuatu). Dalam keadaan demikian, proses komunikasi tidak menjadi: komunikator, pesan, media, dan komunikan. Selain itu, komunikasi interaktif juga membutuhkan kepastian yang diharapkan terjadi sebagai akibat dari proses komunikasi tersebut. Oleh karena itu, tidak ada proses komunikasi yang lengkap yang terdiri dari: Source-Message-Channel-Receiver atau (S-M-C-R).

https://www.communicationtheory.org/berlos-smcr-model-of-communication/
https://www.communicationtheory.org/berlos-smcr-model-of-communication/

Berikut penjelasan dari teori tersebut:1. Source/ Sumber adalah pihak yang memulai komunikasi.
2. Message atau pesan adalah isi komunikasi, yaitu informasi yang akan ditukar. Encoder atau pembuat pesan kemudian menginterpretasikan pesan tersebut ke dalam bentuk yang dapat dikomunikasikan, biasanya berupa bentuk-bentuk yang tidak dapat langsung ditafsirkan oleh indera Manusia.
3. Channel atau saluran adalah media atau sistem transmisi yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari satu tempat ke tempat lain.
4. Receiver atau penerima adalah tujuan dari komunikasi. Penerima sebagai decoder atau memproses pesan masuk, lalu lakukan sebaliknya dari proses pengkodean. Mekanisme umpan balik antara sumber dan Penerima menentukan aliran komunikasi. Kebisingan adalah gangguan atau segala kesalahan yang mungkin timbul selama pertukaran informasi.
Model komunikasi ini merupakan model komunikasi yang menjelaskan penyampaian pesan dari komunikator atau (sumber) kepada penerima (receiver).

Mengapa kita harus melakukan komunikasi yang efektif?

Komunikasi yang efektif adalah salah satu kunci sukses dalam sebuah hubungan, tidak hanya dengan pasangan tetapi juga dengan rekan kerja atau keluarga. Komunikasi adalah salah satu cara, ketika mencoba untuk menanggapi orang lain. Salah satu contoh komunikasi yang efisien adalah, ketika kedua belah pihak atau lebih mampu mendengarkan pernyataan seseorang dan memberikan umpan balik, bisa dalam bentuk pertanyaan atau memberikan kritik atau saran, itu akan menunjukkan bahwa mereka setuju atau tidak setuju. Komunikasi yang efektif juga berguna untuk mencegah atau mengatasi masalah, jika Anda dapat membangun komunikasi yang baik maka orang lain dapat memahami maksud dari pernyataan Anda. Jadi tidak ada masalah atau konflik. Selain itu, dengan komunikasi yang efektif, kita juga dapat menyelesaikan masalah yang terjadi, jika kita memahami apa yang menyebabkan masalah tersebut.

Apa saja yang menjadi Faktor- Faktor Penentu Komunikasi yang efektif serta harmonis ?

Agar komunikasi dapat berlangsung secara efektif, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. faktor-faktor tersebut disebut The Seven Communications, yaitu:

1. Kredibilitas
Kredibilitas erat kaitannya dengan kepercayaan. Seorang komunikator yang baik harus memiliki agar pesan yang disampaikan dapat tepat sasaran. Beberapa hal yang berkaitan dengan pengalaman seperti kualifikasi atau tingkat keahlian seseorang. Misalnya, seorang dosen dianggap berpikir secara bertanggung jawab ketika dia berbicara tentang Pendidikan kampus, bukan tentang hal lainnya seperti politik, Kesehatan, dll.

2. Konteks
Konteks merupakan kondisi yang mendukung ketika komunikasi berlangsung. Agar komunikasi berjalan efektif, konteks yang tepat menjadi hal yang menarik perhatian komunikan.

3. Konten
Isi pesan merupakan materi atau inti materi yang ingin disampaikan kepada publik. Komunikasi menjadi efektif jika isi pesan mengandung sesuatu yang bermakna dan penting untuk diketahui oleh komunikan.

4. Kejelasan
Pesan yang jelas, alias mengecualikan pesan, adalah kunci keberhasilan komunikasi. Kejelasan informasi merupakan hal penting yang dapat mengurangi dan menghindari resiko bagi komunikan.

5. Kontinuitas dan konsistensi
Agar komunikasi berhasil, pesan atau informasi perlu disampaikan secara terus menerus atau terus menerus. Misalnya, pesan pemerintah yang memperhatikan masyarakat untuk menggunakan transportasi umum daripada kendaraan pribadi harus selalu disampaikan melalui media secara terus menerus agar pesan tersebut dapat tertanam di benak dan mempengaruhi perilaku masyarakat.

6. Kemampuan Audiens
Komunikasi dapat dikatakan berhasil jika penerima pesan memahami dan melakukan apa yang terkandung dalam isi pesan. Dalam hal ini, tingkat pemahaman seseorang dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti latar belakang pendidikan, usia atau status sosial.


7. Saluran Distribusi
Berbicara langsung kepada khalayak, ada cara lain untuk berkomunikasi, yaitu dengan menggunakan media. Bentuk media komunikasi yang umum digunakan saat ini adalah media cetak atau elektronik. Pemilihan media yang tepat dan tepat sasaran dilakukan dengan cermat agar tidak terjadi komunikasi yang sia-sia.


Faktor yang menentukan komunikasi berlangsung secara harmonis ( tuned-in) adalah kesamaan antara komunikator dan komunikan. Kesamaan tersebut meliputi kesamaan pengalaman (field of experience) dan kesamaan acuan (frame of reference). Oleh karena itu, dalam memulai komunikasi, kita harus berusaha mencari dan menemukan titik temu, yang “disepakati” oleh kita dan khalayak sasaran. Sementara itu, faktor-faktor yang menentukan efektivitas komunikasi tidak terlepas dari semua elemen proses komunikasi. Efektivitas komunikasi tergantung pada bagaimana kita merancang strategi efek, strategi audiens, strategi pesan, strategi media, dan strategi komunikator terkait dengan bentuk komunikasi yang kita lakukan. Artinya untuk menciptakan komunikasi yang efektif perlu adanya tahap perencanaan atau tahap persiapan komunikasi.


Bagaimana Cara Merancang Strategi yang membuat efek terhadap Komunikasi?


Seperti yang telah dijelaskan di atas, komunikasi yang efektif dapat menyebabkan perubahan khalayak mengikuti apa yang kita inginkan. Perubahan perilaku meliputi: perubahan pengetahuan (kognitif), perubahan sikap mental (afektif), dan perubahan keterampilan (psikomotor). Berkaitan dengan hal tersebut, orang yang akan melakukan kegiatan komunikasi sejak awal harus dapat menentukan dan merumuskan secara tepat dan tegas, pengetahuan apa yang akan diberikan, sikap mental apa yang akan ditumbuhkan, dan keterampilan apa yang akan diinginkan oleh khalayak. Menentukan perilaku yang akan ditanamkan pada audiens adalah tujuan dari komunikasi kita. Berdasarkan tujuan tersebut, kita dapat merancang elemen-elemen proses komunikasi secara optimal. Dengan demikian, tahap awal merancang suatu kegiatan atau program komunikasi adalah merumuskan atau menetapkan tujuan komunikasi.


Tujuan komunikasi merupakan titik sentral dan uama bagi para perencana dan pelaksana kegiatan atau program komunikasi. Tujuan komunikasi terdiri dari empat macam: informatif, persuasif, edukatif, dan rekreatif. Tujuan komunikasi informatif lebih menitikberatkan pada pemberian informasi agar masyarakat mengetahui tentang sesuatu; Jenis tujuan ini lebih ditekankan untuk mengubah perilaku kognitif. Tujuan komunikasi persuasif difokuskan pada perubahan sikap mental; mengubah orang dari tidak ingin melakukan sesuatu menjadi bersedia, dari menolak menjadi menerima (perilaku afektif). Tujuan komunikasi pendidikan difokuskan pada perubahan keterampilan seseorang; mengubah perilaku orang yang tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu (perilaku psikomotor). Tujuan komunikasi rekreatif lebih diarahkan pada kondisi agar orang lain merasa senang atau terhibur. Tujuan suatu program atau kegiatan komunikasi yang sengaja dilakukan perlu dirumuskan secara tegas dan jelas.


Komunikasi efektif, berasal dari kata communication dan effective. Secara etimologis, kata efektif sering diartikan sebagai mencapai tujuan yang diinginkan (memproduksi hasil yang diinginkan), berdampak menyenangkan (memiliki efek yang menyenangkan), menjadi aktual dan nyata (aktual dan nyata). Dengan demikian Komunikasi Efektif dapat diartikan sebagai diterimanya suatu pesan oleh komunikan atau penerima sesuai dengan pesan yang disampaikan oleh pengirim atau komunikator, kemudian komunikan atau penerima memberikan respon yang positif sesuai dengan yang diharapkan. 

Jadi komunikasi yang efektif terjadi ketika ada arus informasi dua arah antara komunikator dan komunikan. Dan informasi tersebut sama-sama ditanggapi sesuai dengan harapan kedua komunikator (komunikator dan komunikan).

Apa saja Aspek- aspek Komunikasi yang Efektif?


Setidaknya ada lima aspek yang harus dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu :
1. Kejelasan: bahasa dan informasi yang disampaikan harus jelas. 


2. Akurasi: bahasa dan informasi yang disampaikan harus benar-benar akurat atau tepat. Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan informasi yang disampaikan harus benar. Di sini artinya sesuai dengan apa yang sebenarnya ingin disampaikan. Bisa jadi informasi yang disampaikan belum tentu benar, tetapi apa yang kita sampaikan adalah benar-benar yang kita ketahui. Demikianlah apa yang dimaksud dengan akurasi di sini.


3. Konteks: bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan di mana komunikasi itu berlangsung. Kita dapat menggunakan bahasa dan ketepatan yang tepat tetapi karena konteksnya tidak tepat, reaksi yang kita dapatkan tidak seperti yang diharapkan. 


4. Flow: koherensi bahasa dan aliran informasi akan sangat berarti dalam menjalin komunikasi yang efektif. Ketika kita meminjam uang, misalnya, kita cenderung menyatakan kesulitan kita terlebih dahulu sebelum kita menyampaikan niat kita untuk meminjam uang. Mungkin begitu ketika kita pertama kali menyampaikan perasaan jatuh cinta pada seseorang.


5. Budaya: aspek ini tidak hanya menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga etiket atau sopan santun. Berjabat tangan dengan satu tangan bagi orang suku Sunda mungkin terkesan kurang sopan, namun bagi suku lain mungkin hal itu adalah hal yang biasa.


Apa saja Kemampuan dalam komunikasi efektif ?

https://digiaide.com/effective-communication/
https://digiaide.com/effective-communication/

Menyampaikan pesan secara efektif bisa dikatakan sebagai  seni dan keterampilan yang dikembangkan setelah latihan dan pengalaman yang berkelanjutan. Serangkaian keterampilan yang telah ditentukan sebelumnya yang diperlukan untuk proses komunikasi yang berpengaruh adalah sebagai berikut:


-Kepatuhan: Seseorang harus memiliki keterampilan mengamati yang tajam untuk memperoleh lebih banyak pengetahuan dan informasi.


-Kejelasan dan singkat: Pesan harus disusun dengan kata-kata sederhana, dan harus jelas dan tepat untuk menciptakan dampak yang diinginkan pada penerima.


-Mendengarkan dan Memahami: Keterampilan terpenting dalam diri seseorang adalah ia harus menjadi pendengar yang baik, waspada, dan sabar. Ia harus mampu memahami dan memaknai pesan dengan baik.


-Kecerdasan Emosional: Seseorang harus sadar secara emosional dan mampu mempengaruhi orang lain dari dalam.
Percaya diri: Menjadi salah satu keterampilan komunikasi yang penting, kepercayaan diri meningkatkan kelayakan pesan yang disampaikan.


-Self-Efficacy: Selain itu, ia harus memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk mencapai tujuan komunikasi.
Menghormati: Menyampaikan pesan dengan sopan dan menghormati nilai, keyakinan, pendapat, dan gagasan penerima adalah inti dari komunikasi yang efektif.


-Pemilihan Media yang Tepat: Memilih media yang tepat untuk komunikasi juga merupakan keterampilan. Anda harus memilih media sesuai dengan situasi, prioritas pesan, sudut pandang penerima, dll.


-Komunikasi Non-Verbal: Untuk terhubung dengan penerima dengan cara yang lebih baik, pengirim harus menggunakan sarana komunikasi non-verbal juga. Ini termasuk gerak tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, postur, dll.


-Memberikan Umpan Balik: Komunikasi yang efektif selalu merupakan proses dua arah. Seseorang harus menerima serta memberikan umpan balik untuk mempromosikan perspektif orang lain juga.

Apa saja hambatan dalam komunikasi yang efektif?


Ada kendala atau penghambat tertentu yang terkadang menghambat proses komunikasi sehingga kurang bermanfaat baik bagi pengirim maupun penerima. Hambatan ini dikategorikan menjadi tiga kelompok. Mari kita pahami secara detail di bawah ini:


1. Hambatan yang Melibatkan Kata-kata
Kata-kata memainkan peran penting dalam proses komunikasi. Setiap gangguan atau gangguan dalam cara pesan disajikan dapat menyebabkan miskomunikasi. Berikut adalah berbagai jenis hambatan komunikasi yang terkait dengan kata-kata:


-Bahasa: Ini adalah media komunikasi. Jika pengirim menggunakan terlalu banyak istilah teknis, penerima akan kesulitan memahami pesan dengan jelas.


-Ambiguitas dan Penggunaan Abstraksi yang Berlebihan: Sekalipun pesan disajikan dalam konteks yang tidak realistis atau tidak jelas yang melibatkan banyak makna, penerima tidak akan dapat menghubungkan gagasan dengan baik.


-Pesan Tidak Terorganisir: Ketika kata-kata tidak disusun secara sistematis untuk membentuk pesan yang kuat, ia kehilangan efisiensi dan maknanya.


-Informasi yang berlebihan: Efektivitas komunikasi menurun ketika seseorang terus berbicara untuk waktu yang lama.


2. Hambatan yang Melibatkan Latar Belakang Orang
Orang memiliki latar belakang yang berbeda-beda, misalnya budaya, tingkat pendidikan, jenis kelamin, dll. Atribut-atribut ini sangat mempengaruhi efisiensi proses komunikasi. Ini melibatkan hambatan terkait berikut:


-Perbedaan Sikap: Kadang-kadang, orang menolak untuk memahami atau berubah pikiran ketika mereka telah menetapkan pandangan mereka tentang topik tertentu. Sikap mereka menghalangi tujuan komunikasi.


-Perbedaan Demografis: Perbedaan usia, generasi, jenis kelamin, status, tradisi, dll


-Kurangnya Pengalaman atau Perspektif Umum: Pengalaman seseorang mengembangkan perspektif mereka dalam melihat sesuatu dengan cara tertentu. Perspektif ini bervariasi dari orang ke orang.


-Melompat ke Kesimpulan: Beberapa orang kurang sabar dalam mendengarkan orang lain dan sering melompat ke kesimpulan di antara komunikasi, sehingga mengabaikan motif pesan.


3. Hambatan Fisik
Kendala tersebut dapat dialami secara langsung tetapi sulit untuk diatasi. Ini termasuk:


-Jarak Fisik: Ketika orang berkomunikasi jarak jauh, mereka kehilangan aspek komunikasi non-verbal, karena gerakan dan ekspresi penerima tidak dapat ditafsirkan.


-Kebisingan: Lingkungan atau sistem komunikasi terkadang melibatkan kebisingan yang tidak diinginkan yang mengganggu proses komunikasi sehingga tidak efisien.


-Hambatan Fisiologis: Salah satu hambatan paling umum untuk komunikasi yang efektif adalah kecacatan fisik orang-orang yang terlibat. Beberapa di antaranya adalah gangguan pendengaran, penglihatan yang buruk, gagap, dll.

Apa saja karakteristik komunikasi yang efektif?

https://www.learnlytic.online/2022/01/7-cs-of-communication.html
https://www.learnlytic.online/2022/01/7-cs-of-communication.html


- Pesan Jelas: Pesan yang ingin disampaikan pengirim harus sederhana, mudah dimengerti dan terstruktur secara sistematis untuk mempertahankan maknanya.


-Pesan yang Benar: Informasi yang dikomunikasikan tidak boleh kabur atau salah dalam arti apa pun; itu harus bebas dari kesalahan dan kesalahan tata bahasa.


- Pesan Lengkap: Komunikasi adalah dasar pengambilan keputusan. Jika informasi tidak lengkap, dapat menyebabkan keputusan yang salah.


- Pesan yang Tepat: Pesan yang dikirim harus singkat dan ringkas untuk memfasilitasi interpretasi langsung dan mengambil langkah-langkah yang diinginkan.Keandalan: Pengirim harus yakin dari akhir bahwa apa yang dia sampaikan adalah benar menurut pengetahuannya. Bahkan penerima harus memiliki kepercayaan pada pengirim dan dapat mengandalkan pesan yang dikirim.


- Pertimbangan Penerima: Media komunikasi dan pengaturan fisik lainnya harus direncanakan, dengan memperhatikan sikap, bahasa, pengetahuan, tingkat pendidikan dan posisi penerima.


- Sender's Courtesy: Pesan harus mencerminkan kesopanan, kerendahan hati, dan rasa hormat dari pengirim kepada penerima.

Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan sebelumnya, kita dapat menarik kesimpulan bahwa komunikasi yang efektif memiliki beberapa manfaat seperti:
-Pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik.
- Pesan diterima seperti yang kita inginkan dan harapkan.
- Mengurangi terjadinya kesalahpahaman.
- Konflik dan masalah dapat diselesaikan dengan cepat.
- Hubungan lebih dekat.

Dari penjelasan sebelumnya, kita juga dapat mengetahui bahwa tolak ukur yang menunjukkan bahwa komunikasi itu efektif adalah ketika kita mampu menyampaikan pesan dengan baik dan dipahami oleh orang lain. hal tersebut yang menunjukkan bahwa kita dapat menggunakan bahasa yang baik, dan menguasai materi. Selain itu, tolok ukur lainnya adalah kemampuan mendengarkan dengan baik, ketika seseorang mencoba menyampaikan pesan atau mengungkapkan pendapatnya. Hal ini cukup penting dalam menciptakan komunikasi yang efektif.

Komunikasi yang efektif juga menciptakan suasana yang harmonis dan meningkatkan kekompakan, sehingga akan terbentuk kepercayaan antara satu sama lain. Dengan begitu Anda akan merasa dekat satu sama lain, sehingga menciptakan hubungan yang solid. Mungkin banyak orang akan berpikir bahwa menjalin komunikasi yang efektif adalah hal yang mudah karena hanya berbicara, sebenarnya bukan satu-satunya hal yang perlu diperhatikan. Membangun komunikasi yang efektif bisa dikatakan cukup mudah, jika kita memahami hal-hal dasar serta apa saja yang perlu diperhatikan dan Anda terapkan dalam aktivitas sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun