Mohon tunggu...
Muhammad Badrus Sholeh
Muhammad Badrus Sholeh Mohon Tunggu... Guru

MTs Negeri 3 Demak

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Monyet Ekor Panjang: Musuh atau Sahabat Alam yang Terlupakan?

14 September 2025   06:05 Diperbarui: 14 September 2025   15:21 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://plumbonblog.wordpress.com/2016/08/31/first-blog-post/

Bayangkan sejenak: Anda sedang duduk di teras rumah, menikmati secangkir kopi panas sambil memandang kebun yang asri. Tiba-tiba, dari balik pepohonan, sekelompok monyet ekor panjang (MEP) muncul dan mulai berlarian, merusak tanaman yang baru saja Anda tanam dengan penuh harapan. Ada perasaan marah, kesal, bahkan mungkin sedikit takut. Namun, saat Anda menatap lebih dekat, ada sesuatu yang memikat dalam tingkah laku mereka. Gerakan lincah, kecerdasan yang terlihat, dan keunikan mereka membuat Anda mulai berpikir lebih jauh.

Monyet ekor panjang, yang sering kali dianggap musuh bagi petani atau masyarakat sekitar, sebenarnya memainkan peranan yang jauh lebih penting dalam keseimbangan ekosistem alam kita. Namun, ketegangan antara manusia dan MEP seringkali menciptakan persepsi negatif yang berujung pada konflik. Lantas, apakah MEP benar-benar musuh yang harus dijauhi, atau justru sahabat alam yang terlupakan? Artikel ini akan menggali lebih dalam mengenai konflik ini, mencari penyebab utama yang memicu ketegangan, serta menawarkan solusi yang tidak hanya menguntungkan manusia tetapi juga melindungi keberlanjutan alam kita.

Mengapa Monyet Ekor Panjang Menjadi Musuh? 

Monyet ekor panjang bukanlah makhluk yang tiba-tiba datang menghampiri pemukiman manusia. Mereka terpaksa mendekat karena ruang hidup mereka semakin sempit. Hutan yang dulunya luas dan lebat kini semakin sulit dijangkau akibat konversi lahan yang masif. Alih-alih bebas berlari di dalam hutan, mereka harus berjuang untuk bertahan hidup di tengah lahan yang semakin terbatas. Konflik ini bukanlah sesuatu yang terjadi tanpa alasan.

Tentu saja, ketegangan ini sering berujung pada kerugian bagi manusia. Monyet ini kerap merusak kebun, mengambil buah yang belum sempat dipanen, atau bahkan merusak atap rumah. Tentu, kerusakan ini mengundang amarah para petani dan masyarakat yang merasa terganggu. Ketika kerusakan sudah terjadi, muncullah pandangan bahwa monyet adalah hama yang harus segera disingkirkan. Namun, jika kita menilik lebih dalam, penyebab utama konflik ini bukanlah keberadaan MEP semata, melainkan kerusakan habitat mereka yang disebabkan oleh manusia.

Pembukaan hutan untuk perkebunan kelapa sawit, pembangunan infrastruktur, dan perusakan hutan telah memaksa MEP untuk mencari makanan dan tempat tinggal yang lebih dekat dengan manusia. Ketika ruang hidup mereka hilang, mereka hanya bisa mencari tempat di mana ada makanan—yaitu kebun manusia.

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), deforestasi di Indonesia menyebabkan hilangnya lebih dari 1 juta hektar hutan setiap tahunnya, yang memaksa banyak satwa liar, termasuk MEP, untuk bergerak ke daerah yang lebih dekat dengan pemukiman manusia (KLHK, 2022). Hal ini semakin memperburuk interaksi antara manusia dan satwa liar, yang berujung pada ketegangan yang tak terhindarkan.

Monyet Ekor Panjang: Sahabat Alam yang Terlupakan 

Di balik tingkah lakunya yang sering dianggap mengganggu, MEP sebenarnya memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan alam. Salah satu peran utama mereka adalah sebagai penyebar biji alami. MEP membantu regenerasi hutan dengan memakan buah-buahan dan menyebarkan biji dari tanaman yang mereka makan. Tanpa mereka, banyak pohon yang bergantung pada dispersal biji akan kesulitan berkembang.

Sebagai contoh, tanaman yang menjadi sumber makanan utama bagi MEP, seperti berbagai jenis buah-buahan dan biji-bijian, bergantung pada monyet ini untuk menyebarkan biji mereka ke tempat lain, yang meningkatkan keberagaman tanaman hutan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Bastiana (2017) menunjukkan bahwa peran monyet ekor panjang dalam penyebaran biji sangat penting untuk kelangsungan hidup banyak spesies pohon yang ada di hutan tropis. Tanpa kehadiran mereka, regenerasi tanaman yang bergantung pada penyebaran biji alami dapat terhambat, yang akhirnya memengaruhi ekosistem secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun