Banyak sekali pembahasan  tentang pimpinan. Pemimpin organisasi, bahkan pemimpin negara.Â
Bagaimana sosok dari seorang pemimpin.? Ini menjadi pertanyaan besar yang di lontarkan oleh rakyat, sun Tzu mengatakan bahwa pemimpin, harus bisa menegakkan keadilan. Dan juga tidak banyak bicara namun menyimak, hingga pada akhirnya dia tahu apa yang diinginkan oleh rakyat. Itulah pemimpin, namun itu semua di lupakan. Baik dari pemimpin negara, maupun parpol, sekarang pemimpin cendrung untuk, melakukan sesuatu namun tidak berpihak terhadap yang di pimpin.Â
Probabilitas jika pemimpin, memberikan ruang terhadap masyarakat untuk, berekspresi maka tidak akan terjadi ketimpangan ketimpangan baik di bidang ekonomi bahkan sistem birokrasi. Banyak sekali rakyat menggugat terhadap tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh pemimpin, karena banyak sekali manipulasi yang terjadi. Rakyat di suruh menjadi orang nasionalis, namun pemimpin sendiri menjadi komunis kapitalis.Â
Itulah sebabnya kanapa di negara kita tidak ada emansipasi terhadap rakyat pribumi karena pemimpin tidak bisa memberikan interpretasi yang optimal. Pemimpin di negara ini lebih cenderung melakukan intervensi, indoktrinasi. Terhadap kaum buruh. Sehingga kaum buruh yang primitif, dalam berpikir menjadi ikut terhadap wacana wacana eksentrik yang di lakukan oleh pemimpin itu. Maka dari itu kenapa plato. Ingin mengganti pemimpin, dengan orang filosof karena biar tahu meletakkan keadilan dan membuat kebijakan.Â