Mohon tunggu...
Muhammad Agus Sofian
Muhammad Agus Sofian Mohon Tunggu... Dosen/Seniman

Nama Saya Muhammad Agus Sofian saya aktif di Dunia Sosial dan Akademik.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kenang Masa Lalu, Rencanakan Masa Depan tapi Hiduplah di Masa Kini

23 Juni 2025   23:00 Diperbarui: 23 Juni 2025   22:58 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pernah nggak, kamu duduk di kafe, minum kopi favorit, tapi rasanya hampa?

Tubuhmu ada di sana, tapi pikiranmu entah ke mana:
Mengingat kesalahan masa lalu...
Mengkhawatirkan kemungkinan masa depan...

Padahal, hidup cuma terjadi sekarang.
Tapi kita sibuk hidup di dua tempat yang bukan milik kita lagi:
masa lalu yang tak bisa diubah dan masa depan yang belum tentu datang.

---
  Kenapa Kita Harus Belajar Hadir di Masa Kini?

Karena...

Masa lalu itu seperti buku lama --- bisa dibaca, tapi tak bisa diubah isinya.
Masa depan itu seperti buku kosong --- menegangkan kalau terus ditebak, tapi sia-sia kalau tak ditulis.

Satu-satunya tempat kita bisa bergerak dan mengubah hidup adalah di detik ini.

---

## **5 Tahapan Melatih Diri Hidup di Masa Kini (Mindful Living)**

---

### 1. **Sadari Pola Pikirmu**

Langkah pertama adalah menyadari:
Apakah aku sedang larut dalam masa lalu?
Atau aku terlalu sibuk mencemaskan masa depan?

Cukup dengan bertanya pada diri sendiri 3 kali sehari:
*"Apa yang sedang aku rasakan dan pikirkan sekarang?"*

---

### 2. **Bernapas Sadar**

Latihan paling sederhana untuk kembali ke "sini dan kini" adalah pernapasan sadar.

Caranya?
Tarik napas 4 detik --- tahan 4 detik --- hembuskan 6 detik.
Ulangi 3 kali.
Rasakan tubuhmu, bukan pikiranmu.

*Kita jarang bernapas penuh, karena terlalu sibuk berpikir keras.*

---

### 3. **Kurangi Gangguan Digital**

Pikiran kita sering loncat-loncat karena terlalu banyak notifikasi dan perbandingan sosial media.

Mulai detox digital:

* 1 jam tanpa HP saat pagi
* Matikan notifikasi yang tidak penting
* Nikmati satu aktivitas tanpa gangguan (makan, ngobrol, jalan kaki)

---

### 4. **Terima Masa Lalu sebagai Guru, Bukan Penjara**

Luka masa lalu itu tidak untuk disangkal,
tapi untuk dipahami dan dijadikan pelajaran.

Tulis jurnal:

> "Apa yang aku pelajari dari masa lalu?"
> Lalu akhiri dengan:
> "Aku melepaskan ini, karena aku layak untuk bahagia hari ini."

---

### 5. **Lihat Keindahan Hal Kecil Hari Ini**

Seringkali kita melewatkan keindahan sederhana karena terlalu sibuk "nanti gimana".

Coba fokus pada:

* Aroma kopi
* Suara angin
* Senyum anak kecil
* Pelukan hangat

*Inilah hidup. Sekarang. Detik ini.*

---

## **Penutup: Hari Ini adalah Hadiah**

Itulah kenapa ia disebut "present".
Hadiah dari Tuhan bukan datang besok atau kemarin,
tapi setiap kamu membuka mata dan masih diberi napas.

Hiduplah dengan sadar.
Karena damai bukan datang dari dunia yang sempurna,
tapi dari hati yang hadir sepenuhnya.

---

Kesimpulan:
Masa lalu adalah guru, bukan penjara. Masa depan adalah rencana, bukan momok. Yang nyata hanyalah sekarang.

"Janganlah kamu sedih atas apa yang telah lewat, dan jangan terlalu gembira atas apa yang akan datang." ( Ali ).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun