Mohon tunggu...
MUHAMMAD ADIYAD
MUHAMMAD ADIYAD Mohon Tunggu... Mahasiswa - Koreograper & Penari

Muhammad Adiyad kerab disapa Adiyad lahir di Tenggarong pada tahun 1998, menggeluti dunia tari sejak tahun 2013 yang berlatar penari kreasi. Ia menyelesaikan studi sarjananya di Institut Seni Budaya Indonesia Kalimantan Timur PDD ISI Yogyakarta pada tahun 2020.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

"20th Berkarya" Kami Ada karena Kami Berkarya

27 September 2022   13:23 Diperbarui: 27 September 2022   13:56 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Aksi Para Penari Ketika Sedang Tampil, Dokumentasi: Yayasan Lanjong, 2022)

Tema yang di angkat pada karya ini adalah sebuah perjalanan hidup seorang manusia mulai dari proses kelahiran hingga kematian, hal ini terlihat pada adegan pembuka karya ini seorang laki laki yang di balut kain sambil bergerak perlahan mengembang dan mengempis seperti seorang bayi yang sedang mencoba bergerak di dalam rahim ibu nya, tidak berselang kemudian terlihat penari laki laki keluar dari samping kanan panggung melihat ke atas ke bawah dan sekitarnya setelah itu dia bergerak seperti orang yang berlari dengan tempo yang tidak teratur kadang seperti orang yang berlari sangat cepat kadang berlari santai bahkan biasa saja. 

Setelah itu terlihat para penari perempuan yang datang dari samping kiri kanan panggung datang ke tengah panggung yang berisi laki laki yang di balut kain tadi dan megitari laki laki tersebut berbentuk lingkaran, sebelum masuk ke adegan selanjutnya para penonton disuguhkan dengan seorang laki laki yang keluar di samping kiri panggung sambil memasuki panggung dengan berjalan mundur.

Secara keseluruhan karya ini berbentuk fragmen dimana cerita ini ditampilkan dalam pecahan pecahan seperti di adegan awal cerita yang ditampilkan adalah proses kelahiran pada adegan kedua cerita yang di tampilkan adalah seorang manusia yang ditinggalkan lalu berlanjut adegan ketiga ketika dua orang manusia laki laki dan perempuan bertemu (melakukan tarian berpasangan).

Pada karya Menuju Menusia ini keberhasilan sebuah karya tari tidak terlepas dari elemen pendukung seperti halnya musik dan tata cahaya. Tata cahaya dalam hal pementasan ini bukan hanya sebagai pendukung tetapi sebagai interpresentasi koreografer yang tidak bisa di pahami lewat gerakan tarian, musik pun begitu musik bukan hanya sebagai rangsang untuk para penari bergerak tetapi musik sebagai pengugah para penari untuk masuk ke dalam jiwa sebuah karya yang di pentaskan.

(Artistik Panggung 20th Yayasan Lanjong, Dokumentasi: Yayasan Lanjong, 2022)
(Artistik Panggung 20th Yayasan Lanjong, Dokumentasi: Yayasan Lanjong, 2022)

Dalam karya tari simbol merupakan hal yang tidak bisa terpisahkan selain tari, elemen pendukung tata cahaya, musik, artistik panggung sangat berpengaruh dalam sebuah pementasan tari. 

Karya Menuju Menusia ini penuh akan simbol yang membuat kita menonton sambil berpikir untuk bisa memahami simbol simbol yang terkandung sebagai pesan koregrafer yang ingin di sampaikan kepada penonton.

Simbol pertama yang ditemui adalah seorang laki laki yang di balut oleh kain yang secara pemaknaan adalah perwujudan sebuah bayi yang berada di dalam rahim seorang ibu, gerakan yang dilakukan pun seperti bayi pada umumnya yang mencoba merasakan hal hal di sekitarnya.

Kedua simbol yang ditemui adalah dua penari laki laki yang di awal adegan, mereka seperti ingin membicaraka tentang waktu seperti halnya jika kita analogikan dalam sebuah simbol pertama, ketika dalam proses melahirkan tentu bayi tidak saja langsung lahir tetapi mengalami proses sampai 12 bulan sebelum kelahirannya ke dunia.

Simbol ketiga di dapat dari bentuk artistik yang berbentuk kepompong, kepompong tersebut diturunkan dan didalamnya terdapat penari perempuan yang seolah olah adalah kepompong yang baru menetas hal ini menjadi gambaran juga ketika proses bayi keluar dari rahim ibu nya.

Simbol keempat terletak pada kostum penari laki laki maupun perempuan dimana kostum perempuan merupakan distorsi dari kupu kupu dan kostum laki laki perwujudan manusia yang pada zaman dahulu, goggle vr menjadi pemaknaan manusia manusia sekarang yang kehidupannya banyak terlibat dengan teknologi yang membuat manusia tersebut merasa nyaman dengan kedaan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun