Mohon tunggu...
Muhammad Aditya Firmansyah
Muhammad Aditya Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi: Badminton dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Kebijakan Merdeka Belajar Sebagai Peningkatan Kualitas Pendidikan

28 Juli 2023   22:46 Diperbarui: 29 Juli 2023   07:41 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Muhammad Aditya Firmansyah (34202200034)

2. Cindi Aprilia (34202200012)

Prodi: Pendidikan Matematika 

Dosen Pengampu: Imam Kusmaryono, S.Pd., M.Pd

Pendahuluan

Kondisi pendidikan nasional saat ini sangat berat, terutama untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu menghadapi persaingan global. Pertumbuhan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi turut membantu kemajuan negara, terutama setelah revolusi industri. Indonesia kini menghadapi persaingan di bidang kreativitas, inovasi, dan kecepatan.

Dibandingkan dengan negara lain, Indonesia saat ini memiliki kualitas sumber daya manusia yang sangat rendah. Kualitas sumber daya yang rendah adalah salah satu penyebab utamanya. Tidak diragukan lagi bahwa manusia dan dunia pendidikan saling terkait erat. Harapan dan tantangan masa depan tersebut dianggap berada di luar kemampuan program pendidikan nasional yang dikembangkan. Pendidikan yang berkualitas merupakan sesuatu yang sangat dihargai dan menjadi sangat penting dalam menghadapi hal tersebut karena melalui pendidikanlah cita-cita bangsa dan negara dapat diwujudkan.

Menurut Mulyasa (2010), saat ini masih banyak pihak yang berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dalam upaya memperkuat sumber daya manusia dan karakter bangsa. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan tujuan pembangunan yang memajukan pendidikan nasional dan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Proses pendidikan harus memperhatikan pentingnya kualitas pendidikan.

Di masa depan yang tidak diragukan lagi akan ditandai dengan globalisasi, pencapaian, dan kemajuan informasi dan teknologi, pendidikan akan dipaksa menghadapi berbagai kesulitan dan masalah yang menantang. Untuk itu, sektor pendidikan harus memberikan solusi atas berbagai persoalan dan tantangan yang terjadi. Untuk menciptakan generasi yang dapat memanfaatkan kondisi globalisasi saat ini, sistem pendidikan nasional harus ditata ulang.

Pembahasan

1. Kebijakan Merdeka Belajar

  • Hakikat Kebijakan istilah "kebijakan" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata "bijak" yang mengandung arti selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuan), cerdas, dan terampil berkomunikasi. Kata "kebijakan" dalam bahasa Inggris diartikan sebagai "policy"yang berarti statemen of aims atau plan of action. Di sini, kebijakan mengacu pada pernyataan cita-cita, prinsip, tujuan, atau target. Dalam hal ini, kebijakan dalam kaitannya dengan gagasan pengaturan organisasi dan merupakan pola formal yang telah disetujui oleh pemerintah atau lembaga agar dapat berkolaborasi untuk mencapai tujuannya. Pikiran kita secara alami akan beralih ke urusan pemerintah dan publik ketika menyangkut kebijakan, dan yang akan dibahas disini adalah mengenai kebijakan pendidikan. Alasan mengapa kebijakan pendidikan diperlukan salah satunya adalah tujuan negara, tujuan negara adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Setiap warga negara memiliki hak dasar atas pendidikan dan setiap warga negara berhak atas pendidikan yang layak yang memperhatikan minat dan kemampuannya. Aturan yang digunakan untuk melaksanakan proses pendidikan dan standarisasi pendidikan adalah UU Sisdiknas. Undang-undang ini memiliki unsur-unsur pendidikan baik dari segi konsep, metode, maupun aplikasinya yang kesemuanya sangat menentukan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional sering dijadikan pedoman untuk mengembangkan kebijakan pendidikan. Kebijakan pendidikan memainkan peran penting dalam menetapkan arah pendidikan karena pilihan kebijakan pendidikan akan memiliki dampak yang signifikan terhadap tingkat pendidikan yang diberikan. Kami memerlukan efektivitas dan efisien dalam proses penentuan kebijakan pendidikan untuk mengurangi dampak negatif dari suatu kebijakan.
  • Merdeka Belajar, beberapa bulan kemudian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) mengumumkan bahwa "Merdeka Belajar" adalah kebijakan pendidikan baru. Menteri Nadiem Anwar Makarim, anggota kabinet Indonesia maju, meluncurkan kebijakan baru pendidikan. Merdeka belajar mencermati segudang persoalan pendidikan, terutama yang menyangkut pelaku atau pemberdayaan manusia. Setelah kebijakan "Merdeka Belajar" diberlakukan, banyak hal yang akan berubah, terutama di bidang pendidikan. Pendekatan pembelajaran hanya dilaksanakan di dalam kelas yang ada saat ini akan dimodifikasi dan dibuat senyaman mungkin untuk mendorong interaksi antara siswa dan guru. Salah satunya adalah pembelajaran melalui outing class, dimana outing class ini merupakan salah satu inisiatif pendidikan yang mencoba mendorong kreativitas agar siswa memiliki pengetahuan dan kemampuan tertentu. Teknik edukasi yang menyenangkan yang mendorong anak untuk menghargai alam dan sekitarnya adalah outing class. Guru dan siswa akan lebih mampu mengembangkan kedekatan selama pembelajaran ketika menggunakan pendekatan ini. Mereka juga akan lebih nyaman dan, tentu saja, lebih bersenang-senang. Tidak ada salahnya jika kita sebagai pendidik memberikan sesuatu yang tidak biasa dalam proses pembelajaran karena setiap hari belajar di kelas selama bertahun-tahun pasti menjadi hal yang rutin atau bahkan membosankan.  Menurut beberapa penelitian, sistem pembelajaran akan dibuat sedemikian rupa sehingga karakter siswa berkembang daripada terfokus pada sistem perengkingan. Hal ini tidak hanya memprihatinkan bagi guru tetapi juga bagi siswa dan orang tua mereka. Selain itu, diskriminasi yang memisahkan yang cerdas dari yang bodoh akan muncul dengan perengkingan yang terakhir. Jika digunakan dalam konteks pendidikan, hal ini jelas sangat tidak tepat karena sebenarnya siswa memiliki berbagai kecerdasan atau kecerdasan bawaannya sendiri. Menurut teori kecerdasan majemuk Dr. Howard Gardner, Gardner adalah seorang psikolog kontemporer di Universitas Harvard , diamana menurut Gadner kecerdasan adalah potensi untuk memecahkan masalah dan menghasilkan barang dalam lingkungan yang mendukung dan alami. Potensi yang dimiliki oleh siswa terkecil sekalipun harus dihargai. Banyak siswa yang memiliki kesulitan untuk belajar, tetapi jika kecerdasannya dihargai dan diberi kesempatan untuk berkembang, siswa itu akan unggul dalam profesinya. Agar seseorang menjadi kompeten dan berkarakter di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun