Mohon tunggu...
Muhammad Abyan
Muhammad Abyan Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang yang antusias dalam teknologi, khususnya rekayasa perangkat lunak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menyelaraskan Kebutuhan dan Solusi dalam Industri Otomotif: Saatnya Komunikasi Jadi Fokus

7 Mei 2025   10:13 Diperbarui: 7 Mei 2025   09:15 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Computing Foundations (Sumber: Freepik/pch.vector)

Dalam era di mana perangkat lunak menjadi otak dari hampir semua produk, industri otomotif pun mengalami transformasi besar-besaran. Mobil modern tidak lagi hanya ditentukan oleh desain bodi atau efisiensi bahan bakar---tetapi juga oleh jutaan baris kode yang mengendalikan setiap fungsi dari sistem pengereman hingga infotainment. Di tengah kompleksitas itu, satu hal yang menjadi tantangan utama adalah bagaimana cara mengomunikasikan dan menyelaraskan kebutuhan (requirements) dengan solusi desain secara efektif.

Sebuah studi penting oleh Pernstl, Gorschek, Feldt, dan Florn (2015) mengangkat isu ini secara mendalam melalui pengembangan kerangka kerja ringan bernama BRASS (Balancing Requirements and Solution Space). Studi ini dilakukan di lingkungan nyata---yakni di Volvo Car Corporation, dan menyoroti betapa pentingnya komunikasi lintas departemen dalam proyek pengembangan kendaraan berskala besar.

Kompleksitas yang Meledak di Era Perangkat Lunak

Bertambahnya peran perangkat lunak membuat produk otomotif semakin rumit. Tiap mobil dapat terdiri dari 300 sistem dan 2500 fungsi berbeda, yang seluruhnya harus terintegrasi secara mulus. Tantangannya bukan hanya di teknis perangkat lunaknya, tetapi juga bagaimana insinyur dari berbagai divisi---seperti pengembangan produk dan manufaktur---berkolaborasi dan menyamakan pemahaman mereka terhadap kebutuhan yang kompleks.

Masalah yang sering terjadi adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan dan solusi. Banyak keputusan krusial justru diambil terlalu akhir dalam siklus pengembangan, menyebabkan pekerjaan ulang yang mahal dan membuang waktu. Kerugian akibat kesalahan komunikasi ini bahkan diperkirakan mencapai jutaan dolar sepanjang siklus hidup satu model mobil.

BRASS: Solusi Ringan yang Berorientasi Praktik

Menjawab tantangan tersebut, BRASS dirancang sebagai pendekatan pragmatis yang fokus pada empat dimensi utama: komunikasi, konten, aktor, dan koneksi. Keempat dimensi ini tidak hanya mendefinisikan siapa yang terlibat dan apa yang dibahas, tetapi juga bagaimana informasi harus disampaikan dan diintegrasikan ke dalam proses kerja yang sudah ada.

Yang membuat BRASS menonjol adalah pendekatannya yang fleksibel dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Tidak seperti banyak kerangka kerja formal yang kaku, BRASS bersifat ringan namun fungsional, memungkinkan perusahaan untuk memperbaiki proses tanpa harus mengubah sistem secara radikal.

Studi ini menggunakan tiga studi kasus nyata di Volvo, melibatkan insinyur dari berbagai disiplin. Hasilnya menunjukkan bahwa BRASS tidak hanya mudah digunakan, tetapi juga mampu meningkatkan pemahaman bersama dan dokumentasi yang lebih baik. Bahkan, karena keberhasilan ini, Volvo memutuskan untuk melakukan uji coba lebih luas pada proyek berikutnya.

Komunikasi: Akar dari Semua Masalah

Salah satu penekanan utama dari studi ini adalah pentingnya komunikasi yang intensif sejak fase awal pengembangan. Seringkali, kebutuhan dari tim manufaktur atau departemen lain datang terlambat atau terlalu abstrak, sehingga menyulitkan tim pengembangan dalam merespons dengan solusi yang tepat.

BRASS membantu memecahkan ini melalui sesi diskusi terfokus, dokumentasi ringkas namun padat (disebut BRASS one-pager), serta proses yang dirancang untuk mempertemukan semua pihak yang relevan. Dengan begitu, setiap perubahan atau kebutuhan baru bisa langsung direspons, dibanding menunggu hingga mendekati produksi.

Tantangan Baru: Kompleksitas Organisasi dan Ketergantungan Lintas Tim

Selain isu teknis, tantangan lain datang dari struktur organisasi yang kompleks. Dalam proyek berskala besar, koordinasi antara ratusan orang dari berbagai divisi menjadi ladang masalah tersendiri. Apalagi ketika perangkat lunak yang dikembangkan melibatkan vendor luar atau sub-kontraktor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun