Mohon tunggu...
Lukasyah
Lukasyah Mohon Tunggu... Freelancer - Catatan Sebelum Mati

Not Lucky Bastard

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merawat Takdir Terbaik: Sepasang Petani yang Bercocok Tanam di Tanah Titipan

9 Desember 2023   14:12 Diperbarui: 9 Desember 2023   14:14 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah kesibukan hidup yang menguras energi dan pikiran, akhirnya ada setetes waktu bagi saya untuk kembali menulis. Tulisan ini dibuat tatkala langit bergemuruh mengekpresikan eksistensinya, disertai dengan gemiricik hujan, yang awalnya dirindukan, namun kini dihujat oleh sebagian manusia.

Sebelum memulai, sebenarnya isi pikiran ini sudah sejak lama ingin dituangkan dalam tulisan. Namun, dalam beberapa saat, semesta sedang menguras raga dan jiwa untuk menjalankan tugas yang tidak bisa ditinggalkan.

Oke kita mulai...

Pada fitrahnya, Allah SWT, tuhan yang saya yakini mencipatkan makhluk berpasang-pasangan. Dalam setiap pasangannya, ada simbisosis mutualisme yang bisa saling menjaga dan memastikan eksistensinya. Sebagai contoh, tidak ada panas jika tidak ada dingin, pun tidak ada terang jika tidak ada gelap. Silahkan cari tanda kebesaran Allah SWT lainnya!

Kenyataan berpasangan ini tentu berlaku untuk makhluk yang dianggarkan menjadi paling mulia, yaitu manusia. Hal ini tidak dapat ditolak, disanggah, bahkan digugat. Saat manusia pertama Nabi Adam AS diturunkan ke Bumi, apa yang tugas  yang diberikan Allah SWT kepadanya? bekerja cari uang? Atau membangun bisnis? Tentu bukan!

Tugas Nabi Adam AS adalah mencari pasangan yang telah 'disiapkan' oleh Allah SWT. Setidaknya selama 200 tahun, beliau berkelana, mengembara, melewati dunia pada saat ini yang mungkin bentuk geografisnya tidak seperti sekarang ini. Hingga saatnya tiba, di sebuah bukit bebatuan yang tingginya kurang lebih 70 meter bernama 'Bukit Kasih Sayang' atau Jabal Rahmah, Nabi Adam AS bertemu dengan takdir terbaiknya, yaitu Siti Hawa.

Setelahnya apa yang dilakukan?

Dalam praduga benak pikiran yang dangkal didorong dengan hasrat saat ini, Nabi Adam AS dan Siti Hawa akan langsung memadu kasih, bercumbu hasrat yang sudah ditahan selama ratusan tahun. Secara teknis bagaimana mereka berdua memadu kasih, Nabi Adam AS sudah diberitahu lebih dulu oleh Allah SWT. Praduga ini tidak sepenuhnya salah, karena pada faktanya mereka dua langsung melakukan hal tersebut. Apa buktinya? Habil, Qabil, Iklima, dan Labuda!

Habil dan Qabil bukanlah suatu makhluk evolusi dari binatang yang seperti dijelaskan oleh teori Darwin. Meski diantara keduanya terdapat perseteruan yang memecah pandangan hidup manusia, namun mereka berdua adalah hasil dari perkembang biakan yang melalui proses yang telah Allah SWT takdirkan. 

Pertanyaan selanjutnya, untuk apa mereka berkembang biak? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun