Aku polusi, seandainya penguasa itu benar-benar merakyat dengan selipan sumpah yang setia merekat di dalam genggaman hati nurani tanpa ada rasa benci, seroya kata masyarakat akan menjadi kata terakhir untuk ketenangan,
namun,
aku melihat seroya itu mati dan tertimbun janji.
dua mata menjadi saksi
atas sengkuni dua muncul lagi
oh kejam sekali...
oh ironis sekali...
apakah perubahan ini menjadikan awal pengakhiran pulau,
sesaat takdir masih bersenggama di isi cerita mimpi,
apakah demi satu peraturan saja mereka rela menghapus segrombol bunyi,
dengan di tontonkan suatu drama dalam bak mandi kecil yan berisikan tentang kejamnya delusi.
tuhan, tuhan, tuhan ku yang esa...
aku makhluk yang tak berdaya
aku mau berbisik tentang insiden  tragis tentang desaku, kota ku, negara ku, telah pergi,
ntah aku di tinggal sendiri tuhannn...