Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kepribadian Autotelic, Rahasia Menikmati Hidup dan Menjadi Lebih Kreatif

11 Januari 2023   08:09 Diperbarui: 11 Januari 2023   15:25 2189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setiap kali kita jadi autotelic, kita mulai menikmati apa pun yang menghasilkan pengalaman seperti itu | Ilustrasi oleh Pexels via Pixabay

Zena Hitz dalam bukunya Lost in Thought menggambarkan aspek autotelic dalam mayoritas pemikir, kalau tidak semua. Orang-orang ini memandang pekerjaannya sebagai kegembiraan yang datang dari pengejaran akan kebenaran dan keindahan.

Kata kuncinya ada pada "pengejaran". Dalam hal ini, mereka berfokus pada proses dan bukan hasil. Mereka bersedia menguras waktu luangnya untuk mengungkapkan hubungan yang diamati dalam kesederhanaan, meski mungkin tak menghasilkan manfaat praktis.

Jadi yang dicari bukanlah tujuan eksternal yang misterius dan tak terlukiskan, melainkan aktivitas pengejaran itu sendiri. Ini adalah tentang pencarian, bukan pencapaian.

Tentu konsepsi itu sampai batas tertentu menyesatkan, karena tanpa keberhasilan sesekali, individu autotelic mungkin jadi putus asa. Tapi apa yang penting adalah bagaimana itu dilakukan sebagai praktik sehari-hari, bukan kesuksesan sesekali.

Psikolog Donald Campbell pernah memberikan nasehat kepada kaum muda yang hendak memasuki bidang sains: "Jangan masuk ke dalam sains jika Anda tertarik pada uang...

Biarkan ketenaran jadi sesuatu yang Anda terima dengan anggun bila Anda mendapatkannya, tapi pastikan itu adalah karier yang bisa Anda nikmati. Itu membutuhkan motivasi intrinsik... Cobalah untuk jadi situasional sehingga Anda bisa menikmati pekerjaan itu secara intrinsik."

Dari situ bisa dilihat bahwa kesuksesan bukanlah motif utama seorang autotelic, karena kesuksesan berbanding terbaik dengan kegagalan. Tak ada upaya yang berharga dalam hidup seseorang yang berhasil atau gagal.

Terlebih, apa yang kita maksud dengan kesuksesan juga sering ambigu. Sukses sehubungan dengan hal-hal eksternal? Atau sukses sehubungan dengan diri sendiri? Dan jika itu sukses dari luar, lalu bagaimana kita menilainya?

Saya memikirkan sebuah masalah dan lalu menyelesaikannya. Dalam arti terbatas ini, bisa dibilang saya sukses. Tapi masalah yang saya maksud mungkin sangatlah sepele. Jadi, penilaian tentang kesuksesan sering kali tak begitu relevan dan salah tempat.

Itu bukan berarti seorang autotelic harus menjadi miskin, kelaparan, atau terasing. Barangkali ungkapan tepatnya adalah, seorang autotelic tak mengejar uang dan ketenaran, tapi kadang mereka jadi kaya dan tenar karena kecintaannya pada sesuatu yang lebih intrinsik.

Beberapa ilmuwan atau penulis menjadi kaya dengan nyaman berkat penemuan atau karya mereka, namun, jika mereka berkepribadian autotelic, mereka biasanya tak merasa beruntung atas semua itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun