Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kepribadian Autotelic, Rahasia Menikmati Hidup dan Menjadi Lebih Kreatif

11 Januari 2023   08:09 Diperbarui: 11 Januari 2023   15:25 2189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setiap kali kita jadi autotelic, kita mulai menikmati apa pun yang menghasilkan pengalaman seperti itu | Ilustrasi oleh Pexels via Pixabay

Apa yang mereka syukuri adalah bahwa mereka dapat dibayar untuk sesuatu yang mereka lakukan dengan penuh kecintaan. Dalam kata-kata C. Vann Woodward, yang menjelaskan mengapa dia menulis sejarah:

"Itu menarik minat saya. Itu adalah sumber kepuasan. Mencapai sesuatu yang dianggap penting tanpa kesadaran atau motivasi semacam itu, menurut saya hidup bisa menjadi agak membosankan dan acak-acakan, dan saya tak mau kehidupan seperti itu."

Demikianlah, seorang autotelic mungkin tak bekerja untuk sesuatu yang glamor dalam arti apa pun, dan mereka mungkin menekuni bidang yang tak menarik perhatian khalayak. 

Namun, sepasti kecintaan mereka pada pekerjaannya, sebesar itu pula kebahagiaan mereka dalam hidupnya.

Cara individu autotelic menikmati hidup dan menjadi lebih kreatif

Kita telah membedakan pengejaran instrumental, hal-hal yang kita lakukan sebagai alat untuk mencapai tujuan lain, dan pengejaran yang layak dalam pengejaran itu sendiri. Apa yang akan terjadi jika kita coba menjalani hidup hanya berdasarkan pengejaran instrumental?

Aristoteles berpendapat bahwa tujuan akhir kita harus dicari demi dirinya sendiri, autotelic, atau tindakan kita bakal jadi kosong dan sia-sia. Cukup jelas bahwa tindakan saya percuma ketika saya tak mencapai tujuan skala kecil saya.

Jika saya mengepak tas liburan saya, memakai sepatu, mengambil kunci dan mengendarai motor saya ke pemandian air panas hanya untuk mendapatinya tutup, tujuan akhir saya untuk berenang jadi frustrasi, dan rangkaian tindakan saya hanya buang-buang waktu.

Demikian pula, jika tujuan akhir saya tak dicari untuk kepentingannya sendiri, tak autotelic, agaknya banyak atau sebagian besar tindakan saya bakal sia-sia. Misalnya, pemandian air panas buka dan saya bisa berenang, tapi mengapa saya melakukannya?

Saya berenang demi kesehatan. Saya ingin sehat agar bisa bekerja. Saya bekerja demi uang. Dan uang itu untuk makan, minum, bayar sewa, rekreasi, yang semuanya memungkinkan saya untuk bekerja. Lagi-lagi, saya bekerja demi uang.

Itu adalah kehidupan yang sia-sia, paling tidak dalam potret Aristoteles. Itu seperti membeli es krim, langsung menjualnya untuk memperoleh uang, dan lalu membelanjakan hasilnya untuk membeli es krim lagi.

Penggambaran itu bukan berarti mencari uang, atau pada umumnya pengejaran instrumental, adalah salah. Itu hanya memberitahu kita bahwa hidup yang didedikasikan untuk pengejaran instrumental bukanlah kehidupan yang layak. Itu membunuh kita secara tragis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun