Mohon tunggu...
Muhamad Syaiful Rifki
Muhamad Syaiful Rifki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Maju Tanpa Merendahkan

Mahasiswa Jurusan Pertanian di Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Romantika Swasembada Beras Era Orde Baru, Mungkinkah Kembali Lagi?

25 September 2021   20:45 Diperbarui: 25 September 2021   20:51 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Soeharto dan Ibu Tien sedang melakukan panen beras di sebuah acara panen raya. (Sumber : kompas.com)

Lalu, faktor apa saya yang menyebabkan pemerintah orde baru dapat meraih predikat swasembada beras?. Menurut penulis, ada beberapa sebab mengapa hal tersebut dapat terjadi.

Dampak Revolusi Hijau

Revolusi Hijau merupakan upaya peningkatan produksi pertanian di seluruh dunia dengan menggantikan teknologi pertanian tradisional ke teknologi pertanian modern. Revolusi Hijau ini berfokus pada pengembangan varietas bibit unggul biji-bijian seperti gandum, padi, dan jagung. Upaya tersebut turut didorong dengan penggunaan pupuk kimia, agrokimia, pasokan air yang terkontrol (yang umumnya melibatkan irigasi), dan metode penanaman yang lebih baru dan lebih modern. 

Revolusi hijau merupakan hasil pemikiran dari seorang tokoh berkebangsaan Inggris bernama Thomas Robert Maltus. Di Indonesia, revolusi hijau diwujudkan dalam bentuk penggunaan varietas bibit unggul, perbaikan tata cara bertanam, dan penyediaan irigasi. Tiga program tersebut dilaksanakan oleh pemerintah orde baru dalam bentuk REPELITA atau Rencana Pembangunan Lima Tahun.

Bimas atau Bimbingan Massal

Bimas atau bimbingan massal, merupakan cara pemerintah orde baru untuk memberikan penyuluhan kepada para petani. Program ini tidak hanya menyasar petani secara individu, namun juga menyasar petani secara kelompok. Di dalam program bimas ini, petani diajarkan konsep pertanian modern dengan disertai modal dan subsidi untuk melakukan usaha mereka.

Inmas atau Intensifikasi Massal

Intensifikasi pertanian atau Inmas merupakan program pemerintahan orde baru yang bertujuan untuk memanfaatkan lahan sempit menjadi lahan pertanian. 

Pengolahan tersebut diiringi dengan pelatihan kepada petani mengenai pengolahan tanah yang baik, pengairan yang teratur, pemilihan bibit unggul, serta pemberan tasan hama dan penyakit. Dari program ini, banyak masyarakat yang sadar untuk memanfaatkan pekarangannya sebagai lahan usaha pertanian.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut, mungkinkah swasembada beras dapat terulang lagi di zaman sekarang. Menurut penulis, penyebab mendasar mengapa negara kita masih mengimpor beras adalah terdapat perbedaan data antar instansi pemerintah. Misalnya saja pada tahun 2019, terdapat perbedaan data produksi dan konsumsi beras antara BPS dan Kementerian Pertanian. 

BPS menyebutkan produksi beras nasional mencapai 32,42 juta ton, sedangkan data Kementerian Pertanian menyebutkan produksi beras nasional mencapau 46,5 juta ton. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun