Mohon tunggu...
Muhamad Syaiful Rifki
Muhamad Syaiful Rifki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Maju Tanpa Merendahkan

Mahasiswa Jurusan Pertanian di Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Romantika Swasembada Beras Era Orde Baru, Mungkinkah Kembali Lagi?

25 September 2021   20:45 Diperbarui: 25 September 2021   20:51 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Soeharto dan Ibu Tien sedang melakukan panen beras di sebuah acara panen raya. (Sumber : kompas.com)

Data lain yang berbeda adalah BPS menyebutkan bahwa konsumsi beras nasional mencapai 29,5 juta ton, sedangkan Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa konsumsi beras mencapai 33,89 juta ton. Dari perbedaan kedua data tersebut, terjadi pula perbedaan surplus yang timpang. Surplus menurut BPS adalah sebanyak 2,85 juta ton, sedangkan menurut Kementerian Pertanian adalah 12,61 juta ton.

Mungkinkah swasembada beras zaman orde baru dapat terjadi lagi?. Menurut penulis, ada beberpa usaha yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai kedaulatan swasembada beras, walaupun tidak mencapai secara penuh, setidaknya hal ini dapat mengurangi ketergantungan impor. Beberapa usaha yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.

Memperbaiki Permasalahan Carut Marut Data dengan Penerapan Data Tunggal

Penulis sepenuhnya setuju dengan pernyataan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sebuah kesempatan bahwa permasalahan utama pertanian Indonesia, terutama berkaitan dengan luas lahan pertanian dapat diatasi dengan menggunakan metode KSA atau Kerangka Sampel Area. 

Metode tersebut dilakukan dengan cara memindai luasan lahan menggunakan satelit dari Lembaga Antariksa dan Penerbangan (LAPAN) untuk kemudian diolah oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). Selanjutnya data tersebut akan dibahas oleh BPS dan Kementerian Pertanian untuk menentukan arah kebijakan yang akan diambil, sehingga kebijakan yang diambil adalah kebijakan by data.

Pengembangan Infrastuktur Pertanian

Untuk meningkatkan produksi beras, tidak hanya dibutuhkan varietas unggul dan pupuk yang mempunyai daya ikat tinggi. Hal tersebut tidak akan berguna tanpa adanya sokongan infrastruktur yang memadai. 

Infrastruktur pertanian terutama irigasi harus dibangun merata di seluruh Indonesia agar lahan pertanian memiliki sumber pengairan yang jelas dan terjaga, terutama untuk model lahan sawah tadah hujan. Melalui cara tersebut, produksi dapat dilakukan sepanjang tahun dari yang normalnya dua kali minimal dapat meningkat menjadi tiga kali.

Revitalisasi Kegiatan Penyuluhan

Penyuluhan memegang peranan strategis di dalam kesuksesan program pembangunan pertanian. Penyuluhan dapat merekonsiliasi dan mensinergikan inovasi, teknologi, dan kelembagaan. Penyuluhan menjadi salah satu cara efektif untuk menyebarluaskan informasi pertanian kepada masyarakat secara menyeluruh.

Eksistensi penyuluh menjadi salah satu pendongkrak produksi di masyarakat. Pendampingan kepada kelompok tani menjadi salah satu upaya untuk memberitahukan kepada petani bagaimana cara bertanam yang baik dan pemasaran yang optimal sehingga diharapkan melalui cara tersebut dapat meningkatkan produksi di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun