Data lain yang berbeda adalah BPS menyebutkan bahwa konsumsi beras nasional mencapai 29,5 juta ton, sedangkan Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa konsumsi beras mencapai 33,89 juta ton. Dari perbedaan kedua data tersebut, terjadi pula perbedaan surplus yang timpang. Surplus menurut BPS adalah sebanyak 2,85 juta ton, sedangkan menurut Kementerian Pertanian adalah 12,61 juta ton.
Mungkinkah swasembada beras zaman orde baru dapat terjadi lagi?. Menurut penulis, ada beberpa usaha yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai kedaulatan swasembada beras, walaupun tidak mencapai secara penuh, setidaknya hal ini dapat mengurangi ketergantungan impor. Beberapa usaha yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
Memperbaiki Permasalahan Carut Marut Data dengan Penerapan Data Tunggal
Penulis sepenuhnya setuju dengan pernyataan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sebuah kesempatan bahwa permasalahan utama pertanian Indonesia, terutama berkaitan dengan luas lahan pertanian dapat diatasi dengan menggunakan metode KSA atau Kerangka Sampel Area.Â
Metode tersebut dilakukan dengan cara memindai luasan lahan menggunakan satelit dari Lembaga Antariksa dan Penerbangan (LAPAN) untuk kemudian diolah oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). Selanjutnya data tersebut akan dibahas oleh BPS dan Kementerian Pertanian untuk menentukan arah kebijakan yang akan diambil, sehingga kebijakan yang diambil adalah kebijakan by data.
Pengembangan Infrastuktur Pertanian
Untuk meningkatkan produksi beras, tidak hanya dibutuhkan varietas unggul dan pupuk yang mempunyai daya ikat tinggi. Hal tersebut tidak akan berguna tanpa adanya sokongan infrastruktur yang memadai.Â
Infrastruktur pertanian terutama irigasi harus dibangun merata di seluruh Indonesia agar lahan pertanian memiliki sumber pengairan yang jelas dan terjaga, terutama untuk model lahan sawah tadah hujan. Melalui cara tersebut, produksi dapat dilakukan sepanjang tahun dari yang normalnya dua kali minimal dapat meningkat menjadi tiga kali.
Revitalisasi Kegiatan Penyuluhan
Penyuluhan memegang peranan strategis di dalam kesuksesan program pembangunan pertanian. Penyuluhan dapat merekonsiliasi dan mensinergikan inovasi, teknologi, dan kelembagaan. Penyuluhan menjadi salah satu cara efektif untuk menyebarluaskan informasi pertanian kepada masyarakat secara menyeluruh.
Eksistensi penyuluh menjadi salah satu pendongkrak produksi di masyarakat. Pendampingan kepada kelompok tani menjadi salah satu upaya untuk memberitahukan kepada petani bagaimana cara bertanam yang baik dan pemasaran yang optimal sehingga diharapkan melalui cara tersebut dapat meningkatkan produksi di masyarakat.