Mohon tunggu...
Muhamad Ali
Muhamad Ali Mohon Tunggu... Blogger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hello there! I'm a passionate content creator, avid blogger, and video enthusiast based in Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengatasi Stunting: Peran Keluarga, Pendidikan, dan Kesehatan

10 November 2023   10:00 Diperbarui: 10 November 2023   10:01 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak Sehat (Foto: qlee.xyz diambil dari Pixabay.com)

Kurangnya akses air bersih dan sanitasi juga dikaitkan dengan stunting pada anak balita. Sanitasi dan lingkungan yang buruk dapat meningkatkan risiko terjadinya stunting.

Ciri-ciri dan Pencegahan Stunting

Ciri-ciri stunting pada anak melibatkan pertumbuhan tubuh yang terhambat, berat badan rendah, pertumbuhan tulang yang tertunda, dan tanda-tanda pubertas terlambat. Pencegahan stunting dilakukan melalui upaya intervensi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Periode ini melibatkan masa kehamilan, ibu menyusui, dan anak usia 0-23 bulan.

1. Ibu Hamil

Pentingnya cara terbaik untuk mencegah stunting adalah dengan memperbaiki kesehatan dan gizi ibu hamil. Saat ibu hamil mengalami masalah kesehatan, seperti Kurang Energi Kronis, pemberian makanan tambahan kepada ibu hamil dan asupan gizi yang baik menjadi krusial. Pemberian tablet penambah darah juga perlu diberikan kepada ibu hamil, minimal 90 tablet selama proses kehamilan, untuk menjaga kondisi kesehatan tubuh ibu hamil.

2. Bayi Lahir

Bayi yang dilahirkan oleh bidan atau dokter terlatih dan melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dapat membantu mencegah stunting. Pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan juga menjadi langkah penting dalam pencegahan stunting.

3. Bayi 6 Bulan - 2 Tahun

Pada usia 6 bulan, bayi diberikan Makanan Pendamping ASI. Pemberian ASI dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih, sambil memberikan imunisasi lengkap dan vitamin A. Pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu juga menjadi langkah strategis dalam mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan.

4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Penerapan PHBS di setiap rumah tangga, termasuk peningkatan akses air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan, dapat menurunkan kejadian sakit, terutama penyakit infeksi. Infeksi dapat membuat energi pertumbuhan dialihkan kepada perlawanan tubuh, sehingga gizi sulit diserap oleh tubuh dan pertumbuhan terhambat.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meskipun banyak upaya telah dilakukan untuk mencegah stunting, masih ada tantangan besar yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah faktor ekonomi, di mana keluarga dengan status ekonomi rendah mungkin sulit untuk memenuhi kebutuhan gizi yang optimal. Selain itu, pendidikan dan pemahaman mengenai pentingnya gizi juga perlu ditingkatkan di berbagai lapisan masyarakat.

Harapannya, dengan kesadaran yang semakin meningkat dan kerja sama antar pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta, stunting dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan. Edukasi mengenai pola asuh yang baik, peningkatan akses terhadap gizi yang optimal, serta peningkatan infrastruktur sanitasi akan menjadi kunci dalam upaya mengatasi stunting.

Kesimpulan

Stunting merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian dan tindakan bersama. Faktor-faktor seperti pola asuh, pendidikan, gizi, kesehatan, status sosial ekonomi, dan sanitasi saling terkait dalam mempengaruhi kondisi stunting. Upaya pencegahan dan penanganan stunting perlu dilakukan sejak dini, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi dan kesehatan juga menjadi kunci dalam mengatasi tantangan ini. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan stunting dapat diatasi, memberikan anak-anak peluang tumbuh dan berkembang secara optimal untuk mencapai potensi terbaiknya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun