Sementara itu, pemerintah berperan dalam menciptakan kebijakan yang mendukung upaya pelestarian dan pengembangan bambu. Dukungan diberikan melalui penyediaan lahan rehabilitasi, program pelatihan, dan bantuan peralatan bagi pengrajin. Pemerintah juga berupaya mendorong inovasi dengan melibatkan lembaga penelitian dan dunia pendidikan agar bambu dapat diolah secara lebih modern dan efisien.
      Kerja sama antara masyarakat dan pemerintah menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan antara manfaat ekonomi dan kelestarian lingkungan. Jika dikelola dengan baik, bambu tidak hanya membantu menjaga ekosistem dan menyerap karbon, tetapi juga memperkuat ekonomi desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Peran Program BNI dalam Pencapaian SDGs
      Program Bamboo Nexus Indonesia (BNI) memiliki peran strategis dalam mendukung pencapaian berbagai tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Melalui pendekatan kolaboratif yang melibatkan pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat, program ini menjadikan bambu sebagai solusi nyata untuk keberlanjutan lingkungan, ekonomi, dan sosial di tingkat lokal.
      Dari sisi lingkungan (SDG 13 dan 15), program BNI berkontribusi dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan pelestarian ekosistem darat. Bambu dikenal mampu menyerap karbon dalam jumlah besar serta memperbaiki struktur tanah di daerah rawan erosi. Program ini juga mendorong rehabilitasi lahan kritis melalui penanaman bambu dan pengelolaan hutan bambu rakyat secara berkelanjutan.
      Dalam aspek ekonomi (SDG 8 dan 9), program BNI membuka peluang usaha baru melalui pengembangan industri bambu bernilai tambah, seperti produk mebel, konstruksi, dan kerajinan lokal. Program ini juga mendorong inovasi dan kewirausahaan hijau di desa, sehingga masyarakat dapat memperoleh sumber penghasilan yang lebih stabil sekaligus ramah lingkungan.
     Dari sisi sosial (SDG 1 dan 12), program BNI berperan dalam pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Melalui pelatihan, pendampingan, dan pembentukan koperasi bambu, program ini membantu masyarakat mengembangkan keterampilan, memperkuat kerja sama, serta meningkatkan kemandirian ekonomi. Selain itu, penerapan prinsip produksi dan konsumsi berkelanjutan menjadikan bambu sebagai bagian dari gaya hidup hijau masyarakat modern.
     Secara keseluruhan, Program Bamboo Nexus Indonesia mencerminkan semangat SDGs untuk membangun keseimbangan antara kemajuan ekonomi, keadilan sosial, dan kelestarian lingkungan. Melalui pengelolaan bambu yang berkelanjutan dan inklusif, program ini menjadi contoh konkret bagaimana sumber daya lokal dapat diubah menjadi pilar ketahanan masa depan bangsa.
Kesimpulan dan Saran
      Pada dasarnya, kekayaan bambu di Indonesia, baik dari segi jenis, kekuatan, manfaat ekologis, hingga potensi sosial-ekonominya, sungguh luar biasa. Bambu memegang peranan penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan menggerakkan ekonomi pedesaan. Namun, potensi besar ini masih terhalang oleh berbagai tantangan, mulai dari kebijakan yang belum terpadu, standarisasi mutu yang kurang, rantai pasok yang lemah, hingga alih fungsi lahan dan serangan hama. Pemerintah memang sudah berupaya melalui program konservasi dan inovasi, dan pendekatan Balanced Scorecard menunjukkan bahwa kita perlu melihat secara menyeluruh untuk memastikan keberlanjutan.
      Untuk menjawab tantangan-tantangan yang masih ada, saya mengusulkan sebuah inisiatif bernama Program Bamboo Nexus Indonesia (BNI). Program ini akan mengusung konsep kolaborasi hexahelix, sebuah kerja sama multi-pihak yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Tujuannya jelas yaitu menghidupkan kembali kawasan bambu, membangun ekosistem industri bambu yang benar-benar berkelanjutan, menumbuhkan kesadaran hijau melalui literasi, dan memperkuat dukungan pembiayaan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, program BNI diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam mengatasi kemiskinan (SDG 1), menciptakan pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (SDG 8), mendorong inovasi industri (SDG 9), mempromosikan konsumsi dan produksi bertanggung jawab (SDG 12), menangani perubahan iklim (SDG 13), serta melestarikan ekosistem daratan (SDG 15).Â