Program Gagasan: Bamboo Nexus Indonesia (BNI)
      Walaupun bambu memiliki potensi besar dalam menjaga ketahanan ekosistem dan mendorong ekonomi hijau, beberapa ancaman seperti alih fungsi lahan, lemahnya regenerasi sumber daya, keterbatasan teknologi pascapanen, serta rendahnya minat generasi muda masih belum terselesaikan secara tuntas.
      Program pemerintah yang ada seperti One Village One Product (OVOP) dan Standar Pemanenan Bambu Lestari (KLHK, 2024) memang telah membuka ruang pengembangan, tetapi belum menyentuh aspek kolaborasi lintas aktor dan inovasi sosial secara menyeluruh (Ekawati et al., 2022). Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah inisiatif baru yang mampu menghubungkan berbagai pihak dalam satu jejaring sinergis — bukan hanya untuk meningkatkan produksi, tetapi juga memperkuat keberlanjutan sosial-ekologis. Dari sinilah lahir gagasan Program Bamboo Nexus Indonesia (BNI).
      Adapun tujuan dari Program Bamboo Nexus Indonesia adalah sebagai berikut:
Menghidupkan kembali kawasan bambu yang terancam alih fungsi melalui pengelolaan berbasis masyarakat dan inovasi sosial;
Membangun ekosistem industri bambu berkelanjutan yang melibatkan perguruan tinggi, pelaku industri, dan lembaga riset;
Mendorong literasi hijau serta regenerasi petani dan pengrajin bambu muda melalui pendidikan dan digital storytelling;
Memperkuat sistem pembiayaan hijau melalui kemitraan dengan lembaga keuangan dan investor sosial.
Alur Pelaksanaan Program Bamboo Nexus Indonesia (BNI)
      Program Bamboo Nexus Indonesia (BNI) dijalankan melalui lima tahap utama yang saling terhubung, membentuk satu siklus kegiatan berkelanjutan. Tahap pertama, inisiasi, menjadi dasar dari seluruh proses. Pada tahap ini dilakukan pembentukan komitmen bersama antar pihak yang terlibat melalui pendekatan kolaboratif (hexahelix), penentuan wilayah prioritas konservasi bambu, serta penyusunan kerangka regulasi dan kebijakan pendukung.