Mohon tunggu...
Muhamad Akmal
Muhamad Akmal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Nasional

Futsal Player

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peran Jurnalisme dalam Mempertahankan Demokrasi Hak Tolak dan Hak Jawab sebagai Pilar Etika Jurnalistik

17 Mei 2023   18:44 Diperbarui: 17 Mei 2023   18:46 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berikut adalah contoh  yang menggambarkan penerapan Hak Tolak dan Hak Jawab dalam jurnalistik:

1. Contoh Hak Tolak: Misalnya, seorang individu menemukan bahwa foto pribadinya digunakan dalam sebuah artikel tanpa izin atau persetujuan mereka. Individu tersebut dapat menggunakan Hak Tolak untuk meminta media menghentikan penggunaan foto tersebut dan menghapusnya dari pemberitaan. Mereka dapat mengacu pada hak cipta atau privasi mereka yang dilanggar sebagai dasar permintaan mereka.

2. Contoh Hak Jawab: Sebuah artikel berita mengklaim bahwa seorang tokoh masyarakat terlibat dalam kegiatan ilegal tanpa memiliki bukti yang kuat. Tokoh tersebut merasa dirugikan oleh pemberitaan tersebut dan menggunakan Hak Jawab untuk memberikan klarifikasi publik dan membantah klaim yang tidak akurat. Mereka dapat menulis surat atau membuat pernyataan publik untuk menyampaikan sudut pandang mereka dan memberikan fakta yang benar.

3. Fungsi Koreksi Pers dalam Menciptakan Informasi yang Akurat dan Seimbang 

Berikut adalah penjelasan  mengenai fungsi koreksi media pers beserta contohnya. Dalam hal ini, fungsi koreksi berperan dalam memperbaiki kesalahan, mengklarifikasi fakta yang salah, serta menyajikan sudut pandang yang berbeda untuk menciptakan informasi yang lebih akurat dan seimbang.

1. Meningkatkan Keakuratan Informasi: Fungsi koreksi media pers adalah memastikan bahwa informasi yang disampaikan kepada masyarakat akurat dan berdasarkan fakta yang valid. Ketika kesalahan atau kesalahan faktual ditemukan dalam pemberitaan, media pers memiliki tanggung jawab untuk melakukan koreksi yang tepat. Hal ini membantu membangun kepercayaan publik dan menjaga integritas jurnalisme.

Contoh: Sebuah media menyebarkan informasi yang tidak akurat tentang hasil sebuah penelitian medis yang menyebabkan kekhawatiran publik. Setelah mengetahui kesalahan tersebut, media tersebut merilis koreksi yang menjelaskan kesalahan informasi dan menyajikan temuan yang benar berdasarkan penelitian yang sebenarnya.

2. Menjaga Keseimbangan Informasi: Fungsi koreksi juga berkaitan dengan menjaga keseimbangan informasi yang disampaikan kepada publik. Jika pemberitaan cenderung bias atau tidak seimbang, media pers dapat menggunakan fungsi koreksi untuk memberikan sudut pandang yang berbeda dan mengoreksi ketidakseimbangan yang terjadi dalam laporan.

Contoh: Sebuah media melakukan laporan yang cenderung memihak pada satu pihak dalam suatu perdebatan politik. Pihak yang merasa dirugikan dalam laporan tersebut dapat menggunakan fungsi koreksi untuk memberikan sudut pandang mereka yang tidak terwakili dalam laporan asli dan memperbaiki ketidakseimbangan informasi.

3. Mengklarifikasi dan Membantah Informasi yang Tidak Akurat: Fungsi koreksi juga melibatkan memberikan klarifikasi atau sanggahan terhadap informasi yang salah atau fitnah yang diberitakan. Media pers memiliki tanggung jawab untuk memberikan ruang bagi individu atau kelompok yang merasa dirugikan untuk mengklarifikasi fakta atau membantah klaim yang tidak akurat.

Contoh: Sebuah media menerbitkan berita yang salah mengenai seorang tokoh publik, menuduhnya melakukan tindakan korupsi tanpa bukti yang cukup. Tokoh tersebut menggunakan fungsi koreksi untuk memberikan klarifikasi bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan membantah klaim yang tidak akurat.

Fungsi koreksi media pers berperan penting dalam menjaga integritas jurnalisme dan memastikan informasi yang disampaikan kepada masyarakat akurat dan seimbang. Melalui penerapan fungsi koreksi, media pers dapat memperbaiki kesalahan, mengklarifikasi fakta, dan menjaga kredibilitas dalam menyajikan berita kepada publik. 

4. Keberartian Skeptisisme dalam Jurnalisme: Pentingnya Sikap Skeptis bagi Jurnalis dan Dampak Ketidakskeptisan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun