Mohon tunggu...
Muhamad Sahid
Muhamad Sahid Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Seorang pelajar yang ingin berkontribusi pada negeri ini lewat tulisan artikel.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Krisis Ekologi dalam Prespektif Islam : Dampak Pencemaran terhadap keseimbangan Ekosistem Alam

20 Agustus 2025   11:15 Diperbarui: 20 Agustus 2025   11:27 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi perusakana dan pencemaran terhadap ekosistem alam

Krisis ekologi merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi umat manusia di era modern. Seiring perubahan iklim, pencemaran lingkungan, dan kerusakan ekosistem menjadi faktor utama dari degradasi lingkungan yang kian mengkhawatirkan. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji krisis ekologi dari perspektif Islam, dengan fokus pada dampak pencemaran terhadap keseimbangan ekosistem alam. Dalam Islam, manusia diposisikan sebagai khalifah fil-ardh yang memiliki tanggung jawab moral dan spiritual untuk menjaga kelestarian alam. Prinsip-prinsip seperti tawazun (keseimbangan), mizan (ukuran), dan larangan berbuat fasad (kerusakan) menjadi landasan etis dalam membangun hubungan yang harmonis antara manusia dan lingkungan. Melalui pendekatan normatif dan analisis tekstual terhadap ayat-ayat Al-Qur'an, artikel ini menegaskan bahwa pencemaran lingkungan bukan sekadar persoalan teknis, tetapi juga mencerminkan krisis nilai dan tanggung jawab moral. Diperlukan kesadaran kolektif dan transformasi perilaku berbasis nilai-nilai Islam untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berkeadilan ekologis.

Dalam beberapa dekade terakhir, dunia menghadapi tantangan lingkungan hidup yang semakin kompleks dan mengkhawatirkan. Perubahan iklim, pencemaran lingkungan, dan kerusakan ekosistem menjadi isu global yang tidak hanya berdampak pada kualitas hidup manusia, tetapi juga mengancam keberlangsungan seluruh makhluk hidup di bumi. Kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini sebagian besar merupakan akibat dari ulah manusia yang mengeksploitasi alam secara berlebihan dan tanpa kendali. Aktivitas industri, deforestasi, pertambangan, serta kebiasaan konsumsi yang tidak ramah lingkungan menjadi penyebab utama terjadinya ketidakseimbangan ekosistem. Akibatnya, bumi sebagai rumah bersama mengalami degradasi yang semakin parah, dan generasi mendatang terancam kehilangan haknya atas lingkungan yang sehat dan lestari. Islam sebagai salah satu agama di dunia mempunyai misi rahmatan lil alamin peran islam dalam penyelamatan lingkungan sekaligus penyelamatan peradaban manusia seluruhnya, tergantung dari kesadaran pemeluknya mengambal intisari ajaran-ajaran islam. Artikel ini berusaha untuk memaparkan krisis ekologi dalam prespektif islam dampak pencemaran terhadap keseimbangan ekosistem alam.

Ekologi dalam prespektif Islam

Berbicara tentang ekologi, ekologi berasal dari kata yunani yang berarti; oikos dan logos. Oikos artinya: tempat tinggal dengan segala penghuninya, sementara logos artinya; ajaran, pengetahuan ilmu. Ekologi secara bahasa (etimology) berarti pengetahuan tentang cara mengatur tempat tinggal. Adapun secara istilah (terminology) ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk-makhluk yang hidup, bukan sebagai satuan-satuan yang tersendiri, tetapi sebagai anggota-anggota dari suatu rangkaian yang pelik dari makhluk-makhluk hidup (organisme) yang saling beriteraksi atau berhubungan, dimana masing-masing mempunyai fungsi dan peran, dalam suatu lingkungan Hidup. Dalam arti lain, ekologi adalah hubungan interaksi dan interpendensi antara makhluk hidup, sesamanya dan dengan lingkungan geofisik kimianya

Islam sebagai agama hanif dengan misinya rahmatan lil alamin sesuai firman Allah SWT "Dan tidaklah kami utus engkau (Muhammad) kecuali utnuk menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta"(Q.S. al-Anbiya': 107), memandang konsep alam dan ekologi (lingkungan hidup) adalah bagian integral dari satu-kesatuan kehidupan di muka bumi ini, yang tidak bisa dipisahkan dari jagad religius manusia yang bersama-sama mewarisi kehidupan duniawi. Di dalam ajaran Islam sikap hidup yang melestarikan alam bukanlah merupakan hal yang baru, karena banyak ayat-ayat Al Quran, yang menekankan sikap hidup seperti itu, baik secara eksplisit atau implisit, seperti misalnya Q.S. Ar-Rum: 41 yang artinya "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, sehingga Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)".

Sebagaimana digambarkan di atas, konsep ekologi sebagai sebuah displin ilmu, yang mempelajari tentang lingkungan hidup, maka faktor penyeimbang untuk keberlangsungan kehidupan di dunia ini sangat penting. Islam telah memberikan pijakan norma dan etika yang jelas terhadap konsep lingkungan hidup. Hal ini terbukti dengan banyaknya ayat yang menjelaskan konsep alam seperti dalam ayat yang menjelaskan tentang matahari, langit, bumi, bulan dan planet (angkasa luar). Seperti dalam Surat Nuh: 15-16 menggambarkan keberadaan matahari sebagai lampu dunia, "Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai lampu" (Q.S. Nuh:15-16).

Al Quran sebagai sumber ilmu pengetahuan antara lain menerangkan kaidah-kaidah mengenai lingkungan hidup. Oleh karena itu, semua alam yang meliputi matahari, langit, bumi, bulan, planet, angkasa luar dan semua struktur alam di muka bumi ini akan saling mempengaruhi terhadap keberlangsungan proses kehidupan segala makhluk yang diciptakan Allah SWT sebagai sunnatullah. Di sini alam dan seluruh isinya mempunyai fungsi dan manfaat dalam kehidupan dunia ini seperti ditegaskan Allah dalam Al Quran "Dan Dia telah menghamparkan bumi semua makhluk hidup" (Q.S.Ar Rahman: 10).

Manusia sebagai khalifah di muka bumi bahwa menjadi manusia berarti menyadari akan tanggungjawab yang melekat dalam status wakil Allah SWT. Disamping sebagai khalifah, mahluk religius manusia juga dikenal sebagai mahluk sosial, mahluk yang cenderung untuk bermasyarakat, sehingga menjadi keharusan bagi manusia. Dengan demikian khalifah adalah sumpah manusia untuk melaksanakan kebaikan, untuk berlaku adil dan tidak merusak di bumi. Sebagai mahluk Allah SWT. yang memperoleh hak menggunakan alam ini, manusia harus mematuhi ketentuan-ketentuan yang diatur oleh pemilik yang sebenarnya, yaitu Allah.

Dampak pencemaran terhadap keseimbangan Ekosistem Alam

Persoalan krisis lingkungan global menjadi persoalan serius saat ini. Seluruh bumi terancam. Tidak ada satu bangsa atau negara manapun yang luput dari dampak krisis ini. Kerusakan lingkungan menjadi salah satu isu global yang meresahkan masyarakat dunia. Alam adalah sebuah karunia allah swt. Namun sekarang berbagai kegiatan perusakan, pengeksploitasian alam menyebabkan karunia itu menjadi rusak. Penyebab terjadinya kerusakan alam dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia.

Kondisi ini diakui oleh Walhi Institute, yang mengatakan bahwa persoalan lingkungan hidup hari ini sudah pada tahap keadaan status bahaya (air, tanah, udara, sungai dan iklim), namun penanganan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup masih dilakukan dengan mempergunakan pendekatan "business as usual". Oleh karenanya, perlu ada terobosan baru yang dilahirkan untuk mempebaiki situasi ini sehingga ke depan tidak menghadapi persoalan lingkungan yang semakin besar

Namun ironisnya, manusia sebagai khalifah fill ardh seakan tidak pernah merenung dan mengambil pelajaran (`tibar), apalagi merasa jera dibalik bencana yang terjadi. Bencana alam datang menimpa silih berganti. Bencana alam telah benar-benar mengancam hidup manusia. Berbagai tanda-tanda keengganan alam untuk dieksploitir manusia kini akrab menimpa manusia. Eksploitasi hutan tanpa mempertimbangkan kesinambungan ekosistemnya menyebabkan hutan kehilangan daya dukungnya bagi konservasi air dan tanah, banjir, longsor pun datang. Kerakusan manusia merambah hutan telah mengakibatkan korban jiwa manusia tidak berdosa tidak terhitung. Perubahan iklim secara ekstrem tanpa bisa diprediksikan sebelumnya adalah dampak lain dari kerusakan lingkungan oleh ulah manusia. Klimaksnya, pemanasan global sebagai efek dari ketidak pahaman manusia terhadap alam pun tidak terhindarkan.

Solusi Islam terhadap Krisis Ekologi

Sebagaimana yang dipahami dan ketahui bahwa Al-Qur'an ialah petunjuk, pedoman bagi umat muslim dalam bertindak dan bertingkah laku. Al-Qur'an didefinisikan sebagai "kitab Allah yang diturunkan kepada utusan Allah, Muhammad SAW. Pedoman Al-Quran terhadap lingkungan hidup mengajarkan prinsip-prinsip pemeliharaan, penghormatan, dan keadilan terhadap alam. Ayat-ayat dalam Al-Quran menekankan pentingnya menjaga keseimbangan ekologi, menghindari pemborosan, dan menghargai ciptaan Allah. Ini termasuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam, perlindungan terhadap fauna dan flora, serta tanggung jawab manusia sebagai khalifah (pengelola) di bumi.

  Seorang Muslim tidak bisa lepas dari ajaran Al-Qur'an dan tugasnya adalah untuk taat kepada Allah, Rasul, dan pemimpin yang adil. Maka dari itu sebagai umat muslim harus senantiasa mengimplementasikan nilai-nilai ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, setiap Muslim harus selalu terlibat aktif dengan Al-Qur'an, menggunakannya sebagai sumber inspirasi untuk pikiran, tindakan, dan inspirasi. Keistimewaan Al-Qur'an terletak pada fakta bahwa orang-orang yang hafalnya memegangnya sebagai pedoman hidup yang abadi di mana pun dan kapan pun. Al-Qur'an ditulis untuk memberikan petunjuk kepada manusia. Selain itu, dengan berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Hadits, Allah dan Rasul-Nya menjamin bahwa mereka tidak akan tersesat.

Oleh karena itu, tujuan Allah menurunkan Al-Qur'an adalah untuk membuat manusia bertakwa dan mengajarkan mereka menjalani kehidupan yang aman baik di dunia maupun di akhirat. Implementasi nilai-nilai Al-Qur'an menjadi kunci untuk menunjukkan Islam yang sejati, yang membawa rahmat bagi seluruh alam semesta, bukan sekadar menggunakan label Islam tanpa menghayati makna sebenarnya.

Alam merupakan anugerah, karunia allah, yang maha besar, dan maha kuasa, yang mengatur alam semesta ini. Manusia merupakan makhluk ciptaan allah, sekaligus sebagai khalifah fill ardh. Manusia diberi amanah untuk menjaga, merawat alam semesta dan tidak untuk merusaknya. Al-Qur'an sebagai petunjuk, dan pedoman hidup bagi umat muslim.

Maka dari itu sudah saatnya kita mengimplementasiakn nilai-nilai Al-Qur'an dalam bertindak dan bertingkah laku. Termasuk dalam lingkungan alam, jangan menggunakan sumber daya alam semena-mena dan merusaknya karena itu akan mengakibatkan kerusakan yang fatal bagi generasi sekarang, dan generasi yang akan. Oleh karena itu manusia sebagai khalifah fill ardh harus senantiasa sadar akan tanggung jawab, dan amanah yang dipegangnya serta menjalankan nilai-nilai Al-Qur'an, menjaga keseimbangan ekosistem alam, serta tidak mengeksploitasi dan merusaknya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun