Krisis ekologi merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi umat manusia di era modern. Seiring perubahan iklim, pencemaran lingkungan, dan kerusakan ekosistem menjadi faktor utama dari degradasi lingkungan yang kian mengkhawatirkan. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji krisis ekologi dari perspektif Islam, dengan fokus pada dampak pencemaran terhadap keseimbangan ekosistem alam. Dalam Islam, manusia diposisikan sebagai khalifah fil-ardh yang memiliki tanggung jawab moral dan spiritual untuk menjaga kelestarian alam. Prinsip-prinsip seperti tawazun (keseimbangan), mizan (ukuran), dan larangan berbuat fasad (kerusakan) menjadi landasan etis dalam membangun hubungan yang harmonis antara manusia dan lingkungan. Melalui pendekatan normatif dan analisis tekstual terhadap ayat-ayat Al-Qur'an, artikel ini menegaskan bahwa pencemaran lingkungan bukan sekadar persoalan teknis, tetapi juga mencerminkan krisis nilai dan tanggung jawab moral. Diperlukan kesadaran kolektif dan transformasi perilaku berbasis nilai-nilai Islam untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berkeadilan ekologis.
Dalam beberapa dekade terakhir, dunia menghadapi tantangan lingkungan hidup yang semakin kompleks dan mengkhawatirkan. Perubahan iklim, pencemaran lingkungan, dan kerusakan ekosistem menjadi isu global yang tidak hanya berdampak pada kualitas hidup manusia, tetapi juga mengancam keberlangsungan seluruh makhluk hidup di bumi. Kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini sebagian besar merupakan akibat dari ulah manusia yang mengeksploitasi alam secara berlebihan dan tanpa kendali. Aktivitas industri, deforestasi, pertambangan, serta kebiasaan konsumsi yang tidak ramah lingkungan menjadi penyebab utama terjadinya ketidakseimbangan ekosistem. Akibatnya, bumi sebagai rumah bersama mengalami degradasi yang semakin parah, dan generasi mendatang terancam kehilangan haknya atas lingkungan yang sehat dan lestari. Islam sebagai salah satu agama di dunia mempunyai misi rahmatan lil alamin peran islam dalam penyelamatan lingkungan sekaligus penyelamatan peradaban manusia seluruhnya, tergantung dari kesadaran pemeluknya mengambal intisari ajaran-ajaran islam. Artikel ini berusaha untuk memaparkan krisis ekologi dalam prespektif islam dampak pencemaran terhadap keseimbangan ekosistem alam.
Ekologi dalam prespektif Islam
Berbicara tentang ekologi, ekologi berasal dari kata yunani yang berarti; oikos dan logos. Oikos artinya: tempat tinggal dengan segala penghuninya, sementara logos artinya; ajaran, pengetahuan ilmu. Ekologi secara bahasa (etimology) berarti pengetahuan tentang cara mengatur tempat tinggal. Adapun secara istilah (terminology) ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk-makhluk yang hidup, bukan sebagai satuan-satuan yang tersendiri, tetapi sebagai anggota-anggota dari suatu rangkaian yang pelik dari makhluk-makhluk hidup (organisme) yang saling beriteraksi atau berhubungan, dimana masing-masing mempunyai fungsi dan peran, dalam suatu lingkungan Hidup. Dalam arti lain, ekologi adalah hubungan interaksi dan interpendensi antara makhluk hidup, sesamanya dan dengan lingkungan geofisik kimianya
Islam sebagai agama hanif dengan misinya rahmatan lil alamin sesuai firman Allah SWT "Dan tidaklah kami utus engkau (Muhammad) kecuali utnuk menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta"(Q.S. al-Anbiya': 107), memandang konsep alam dan ekologi (lingkungan hidup) adalah bagian integral dari satu-kesatuan kehidupan di muka bumi ini, yang tidak bisa dipisahkan dari jagad religius manusia yang bersama-sama mewarisi kehidupan duniawi. Di dalam ajaran Islam sikap hidup yang melestarikan alam bukanlah merupakan hal yang baru, karena banyak ayat-ayat Al Quran, yang menekankan sikap hidup seperti itu, baik secara eksplisit atau implisit, seperti misalnya Q.S. Ar-Rum: 41 yang artinya "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, sehingga Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)".
Sebagaimana digambarkan di atas, konsep ekologi sebagai sebuah displin ilmu, yang mempelajari tentang lingkungan hidup, maka faktor penyeimbang untuk keberlangsungan kehidupan di dunia ini sangat penting. Islam telah memberikan pijakan norma dan etika yang jelas terhadap konsep lingkungan hidup. Hal ini terbukti dengan banyaknya ayat yang menjelaskan konsep alam seperti dalam ayat yang menjelaskan tentang matahari, langit, bumi, bulan dan planet (angkasa luar). Seperti dalam Surat Nuh: 15-16 menggambarkan keberadaan matahari sebagai lampu dunia, "Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai lampu" (Q.S. Nuh:15-16).
Al Quran sebagai sumber ilmu pengetahuan antara lain menerangkan kaidah-kaidah mengenai lingkungan hidup. Oleh karena itu, semua alam yang meliputi matahari, langit, bumi, bulan, planet, angkasa luar dan semua struktur alam di muka bumi ini akan saling mempengaruhi terhadap keberlangsungan proses kehidupan segala makhluk yang diciptakan Allah SWT sebagai sunnatullah. Di sini alam dan seluruh isinya mempunyai fungsi dan manfaat dalam kehidupan dunia ini seperti ditegaskan Allah dalam Al Quran "Dan Dia telah menghamparkan bumi semua makhluk hidup" (Q.S.Ar Rahman: 10).
Manusia sebagai khalifah di muka bumi bahwa menjadi manusia berarti menyadari akan tanggungjawab yang melekat dalam status wakil Allah SWT. Disamping sebagai khalifah, mahluk religius manusia juga dikenal sebagai mahluk sosial, mahluk yang cenderung untuk bermasyarakat, sehingga menjadi keharusan bagi manusia. Dengan demikian khalifah adalah sumpah manusia untuk melaksanakan kebaikan, untuk berlaku adil dan tidak merusak di bumi. Sebagai mahluk Allah SWT. yang memperoleh hak menggunakan alam ini, manusia harus mematuhi ketentuan-ketentuan yang diatur oleh pemilik yang sebenarnya, yaitu Allah.
Dampak pencemaran terhadap keseimbangan Ekosistem Alam
Persoalan krisis lingkungan global menjadi persoalan serius saat ini. Seluruh bumi terancam. Tidak ada satu bangsa atau negara manapun yang luput dari dampak krisis ini. Kerusakan lingkungan menjadi salah satu isu global yang meresahkan masyarakat dunia. Alam adalah sebuah karunia allah swt. Namun sekarang berbagai kegiatan perusakan, pengeksploitasian alam menyebabkan karunia itu menjadi rusak. Penyebab terjadinya kerusakan alam dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia.