Mohon tunggu...
Muhamad Mustaqim
Muhamad Mustaqim Mohon Tunggu... Dosen - Peminat kajian sosial, politik, agama

Dosen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dakwah Islam dan Tantangan "Islamophobia"

17 Mei 2018   14:50 Diperbarui: 18 Mei 2018   08:00 3804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambaran media dan propaganda yang tidak seimbang ini akhirnya melahirkan apa yang disebut dengan Islamfobia atau ketakutan terhadap Islam. Pada titik tertentu, Islamfobia ini mendorong timbulnya serangan-serangan terhadap kaum Muslim.

Berdakwah dengan Ramah

Melihat fenomena dunia yang seperti tersebut, maka ummat Islam harus mampu menghadirkan strategi dakwah yang lebih efektif. Di tengah stereotip yang semakin menyudutkan Islam, harus ada reformulasi strategi dakwah yang mampu menghadirkan karakteristik Islam yang sesuai dengan tujuan semestinya.

Dari sini, kiranya perlu untuk menghadirkan dakwah Islam secara ramah. Ada beberapa hal yang menjadi tawaran strategi, dalam membangun dakwah ramah ini. 

Pertama, prinsip Keteladanan. Meskipun secara bahasa dakwah berarti mengajak, yang merupakan kata 'aktif", namun dakwah dengan contoh merupakan dakwah yang "pasif". Mengapa dikatakan dakwah "pasif"? Karena kita hanya perlu untuk menata sikap dan prilaku kita, tanpa harus mengajak orang lain. 

Ketika kita mampu menghias diri kita sebagai individu ataupun komunitas yang baik, maka orang akan simpati  dan apada akhirnya mengikuti kita.

Rasulullah SAW adalah contoh konkrit dalam kaitannya dengan hal ini. Karena akhlak Rasulullah adalah akhlaq yang bersumber dari Al-qur'an. Dalam sebuah ayat dijelaskan bahwa, seandainya Rasulullah itu tidak lemah lembut, maka orang-orang pasti akan lari meninggalkannya. 

Dengan kelembutan, tanpa kekerasan, dan kasih sayang, maka orang akan semakin mendekat dan simpati kepada kita. Dakwah dengan kekerasan, walaupun berdalih amar ma'ruf nahi munkar hanya akan menjadikan orang lain semakin apatis dan menjauh dari kita. Islam yang ramah harus diawali dari membangu diri untuk menjadi suri tauladan bagi orang lain.

Kedua, prinsip toleran. Toleransi merupakan penghargaan terhadap orang lain atas perbedaan yang ada. Dalam era "benturan peradaban", maka toleransi adalah upaya untuk membuktikan bahwa tesis benturan antara Islam dan Barat adalah isapan jempol belaka. 

Jika Islam mau keluar dari 'yang tertuduh' maka Islam harus menunjukkan niat baik untuk hidup bersama dengan siapapun. Fenomena-fenomena kekerasan yang mengatas namakan Islam, mulai dari gerakan kekerasan nahi mungkar sampai dengan bom jihad, harus kita tepis dengan semangat toleransi ini.

Ketiga, prinsip bijaksana. Berdakwah secara bijak merupakan perintah al-Qur'an (al-nahl:125). Al-Qur'an menggunakan kosa kata al-hikmah atau bijaksana sebagai landasan dalam berdakwah. Hikmah bisa dipahami dengan melihat situasi dan kondisi obyek dakwah serta tingkat kecerdasan penerima dakwah. Keramahan adalah verbalisasi dari bijaksana, dimana mampu untuk berkomunikasi dan bergaul dengan orang lain secara baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun