Mohon tunggu...
muhalbirsaggr
muhalbirsaggr Mohon Tunggu... Guru sekaligus Operator/telah menulis Buku Antologi Jejak Pena dan Lukisan Rasa

Saat ini giat Menulis/orangnya pendiam-pekerja keras/konten favorit aku adalah Karya Fiksi/Non Fiksi, Inovasi pendidikan, Puisi serta perjalanan wisata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hijau yang Tersisa di Halaman Rumah Kami

8 Oktober 2025   06:07 Diperbarui: 8 Oktober 2025   06:07 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Alya menutup buku itu, memandang jauh ke arah gunung yang diselimuti kabut tipis. Angin membawa aroma sirsak muda, segar, lembut, dan menenangkan.
Ia tersenyum.

"Ayah benar... daun ini memang penjaga kami."

Penutup
Cerita keluarga Rahman bukan tentang mukjizat penyembuhan, tapi tentang ketulusan dan cinta yang tumbuh dari ilmu dan doa. Daun sirsak mungkin tidak menyembuhkan semua penyakit, tapi ia menyembuhkan sesuatu yang lebih dalam---rasa takut, kehilangan, dan putus asa.

Dan di antara helai daun hijau yang bergetar diterpa angin sore, tersimpan pesan sederhana:
bahwa setiap kebaikan yang kita tanam, sekecil apa pun, akan tetap hidup jauh setelah kita tiada.

----------------Selesai---------------

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun