Mohon tunggu...
Muh Fahrurozi
Muh Fahrurozi Mohon Tunggu... Human Resources - Penikmat Kopi

Hanya manusia biasa yang ingin mati dengan damai, sebab hidup adalah proses panjang dari bagaimana cara kita mati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bangku Pelosok, Sebuah Cerita yang Akan Dikenang Kemudian Hari

19 Februari 2019   20:16 Diperbarui: 19 Februari 2019   20:26 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama Relawan Bangku Pelosok dengan tokoh masyarakat, kepala sekolah, dan Siswa MI Borong Nangka

Tanjakan dan belokan tajam mengucap selamat datang

Hijau rimba dan jurang sepanjang jalan menonton parodi pejuang sila ke lima

Kabut tipis dan senyum hangat penduduk menyambut

BORONG NANGKA, sebuah kampong kecil yang terletak di Tompobulu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan yang begitu haus akan ilmu pengetahuan

Jarang sekali ada sinar matahari disini; suasananya begitu hening dan dingin, namun tidak dengan semangat berpendidikan mereka yang begitu kuat walau dengan sarana dan prasarana yang seadanya

Kami hadir, berusaha mencipta senyum di bibir mereka; menanamkan semangat dan keyakinan tentang arti penting pendidikan

Semoga benih cinta tumbuh tinggi dan besar menjadi akar-akar yang menghancurkan tembok--tembok kekuasaan

Menuju Kemerdekaan Pendidikan Indonesia | Bangku Pelosok | Salam Kemanusiaan | MI Borong Nangka, Cikoro, Tompobulu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan |

Borong Nangka, 14-17 Februari 2019 |

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun