Mohon tunggu...
Mufdil Tuhri
Mufdil Tuhri Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti Independen

Sedang bergelut dengan bacaan tentang Indigenous, Race and Ethnic Studies

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Sebuah Catatan Kritis: Incung untuk Kerinci

7 Agustus 2020   21:53 Diperbarui: 9 Agustus 2020   03:07 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mendukung keberadaan bahasa daerah. (Kompas/Rony Ariyanto Nugroho)

Itu akan membuka gerbang kita untuk memperkaya pengetahuan kultural yang melampaui sikap inferioritas bangsa pada era kolonial. 

Namun, mencoba hadir dalam zaman ketika masyarakat kita sudah mengadakan perdagangan global berupa emas dan garam pada abad ke 17. Menurut saya, ini yang dinamakan dengan semangat inspiratif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun