Mohon tunggu...
Tari Abdullah
Tari Abdullah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama lengkap Mudjilestari tapi lebih sering disapa dengan Tari Abdullah profesi sebagai penulis, conten creator, dan motivator. Ibu dari 4 anak berstatus sebagai single parent. Berdarah campuran sunda - jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Biru Langit dan Laut

25 Juni 2020   06:13 Diperbarui: 25 Juni 2020   06:25 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hallo.. Kamu kok kayak habis liat hantu gitu, sih? Emang kamu ketemu siapa barusan?" selidik Lintang.

"Ketemu hantu.," jawab Sitha asal

"Huu dasar.. Udah yuk, udah sore nih, ntar suami-suami kalian pada nyari, tuh," ujar Lintang sambil melangkah menuju kasir untuk menyelesaikan pembayaran. Tak lama mereka meluncur pulang.

*

Hari bergulir cepat, minggu pun berganti. Lintang semakin semangat dalam proses membenahi diri, selain kecantikan phisiknya, Lintang juga memperkaya ilmu tentang agama, mengikuti kajian dan tak pernah absen bertanya terutama yang menyangkut seputar perkawinan. Gischa dan Sitha sering dibuat geleng-geleng kepala, tapi jauh di lubuk hati mereka berdua ikut merasakan binar bahagia Lintang. Setelah berbagai cerita pahit yang dilalui, Lintang berhak bahagia dengan pilihannya.

"Hari ini aku ada acara di Hanau, tiket dan semua keperluan sudah siap, tunggu aku dalam tiga hari."  Bunyi pesan singkat Remund yang membuat Lintang nyaris tak dapat memejamkan mata sedetikpun. Rongga dadanya penuh sesak oleh penantian bahagia.


Lintang baru saja memarkir mobilnya, setelah mengucap salam, ia merebahkan diri di sofa, cuaca yang terik membuat Lintang kepanasan. Sambil menyandarkan punggungnya yang pegal sehabis senam, pandangannnya tertuju pada tivi yang menyala, sepertinya anak-anak lupa mematikan.

Lintang meraih remote hendak mematikan, tapi napasnya mendadak terhenti saat matanya membaca teks berjalan di kolom bawah.

"Seorang pria bersenjata yang termotivasi sayap kanan dan ideologi rasis melakukan sebuah penyerangan di Hookah, Kota Hanau, Jerman barat. Korban meninggal berjumlah sembilan orang berkebangsaan Turki dan Bosnia."  

"Pelaku utama penyerangan menggunakan senjata semi-otomatis, dan sipenyerang berada pada posisi kepemilikan senjata. Ditemukan pula seorang warga negara berkebangsaan Indonesia di lokasi penembakan. Menteri Luar Negeri Republik Indonesia membenarkan bahwa warga negara Indonesia bernama Remund Abimas tewas dalam penyerangan tersebut."

Tangan Lintang bergetar, remote yang dipegangnya jatuh, tubuhnya mendadak lemas, matanya menatap nanar pada deretan huruf yang berjalan berulang menyajikan berita yang sama. Tangis Lintang pecah, selanjutnya ia hanya bisa menangis tanpa suara dengan luka yang begitu dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun