Mohon tunggu...
Muchlis
Muchlis Mohon Tunggu... -

Sangat tertarik dengan sejarah, sastra, dan budaya. Kunjungi: www.berandaesai.blogspot.com dan @lekmuchlis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan featured

Pergerakan Nasional Sebagai Fenomena Internasional

2 Oktober 2015   10:07 Diperbarui: 3 Juli 2019   00:53 3701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fasisme adalah kata yang tidak populer di Eropa sebelum tahun 1920-an. Adalah seorang revolusioner Italia bernama Benito Musolini yang mula-mula mempopulerkanya. Kata fasis berasal dari bahasa Italia fascio, dan bahasa Latin fasces yang berarti seikat batang kayu. Pada zaman kekaisaran Roma Kuno, lambang seikat kayu dan kampak dikenakan oleh petugas hukum sebagai simbol wewenang dan keadilan. 

Menurut Mansour Fakih, kata fasces yang berarti ‘ikatan’ ini melambangkan kekuatan dari berbagai unsur berbeda yang menyatu. Lebih jauh lagi, fascio juga merupakan simbol pengabdian, loyalitas, pengakuan, dan kepatuhan atas otoritas negara. Negara dalam konsepsi fasis ini dianggap sebagai pusat sejarah dan kehidupan manusia. Dengan berpegang pada fasis, Musolini berkehendak ingin mengembalikan kejayaan Italia seperti zaman kekaisaran Roma Kuno.

Ide fasis yang dikemukakan Musolini harus dilihat terlebih dahulu kondisi sosio-politik macam apa yang mempengaruhi kemunculanya. Seperti telah diketahui, bahwa pada tahun 1914 sampai 1918, dunia dihadapakan pada pertikaian antar bangsa yang menyebabkan perang dunia I. Dampak dari perang ini sudah cukup untuk membuat dunia Eropa kacau balau secara politis dan ekonomis. Hampir semua negara Eropa yang terlibat dalam perang itu harus menanggung hutang atas pembiayaan yang dikeluarkan selama perang. Di tambah lagi, banyaknya korban yang berjatuhan telah membuat sebagian negara Eropa terpuruk secara moral.

Meskipun Italia termasuk kelompok negara pemenang perang, tidak lantas menghindarkan negara ini dari lilitan hutang yang teramat besar. Pada tahun 1920 hutang Italia mencapai 95.000 juta lira. Rakyat Italia hidup dalam kemiskinan dan pengangguran. Kesengsaraan semakin lengkap dengan biaya hidup yang sangat tinggi, yang naik sebanyak 600 persen dari tahun 1913 sampai 1920. 

Perjanjian Versailles yang memberi imbalan kepada Italia sedikit tanah jajahan hanya menunjukan bahwa mereka benar-benar di tipu. Kondisi demikian diperparah ketika negara terlalu lemah untuk mengatasi keadaan tersebut. Pemerintahan Italia sebelum dan pasca perang diwarnai dengan konflik antar elit politik. Sebagai gambaran betapa parahnya krisis politik di Italia, sebelum fasis merebut kekuasaan, dalam kurun waktu 4 tahun telah terdapat 7 pemerintahan berbeda. Alhasil, rakyat sudah mulai muak dengan sistem pemerintahan parlemen yang hanya di isi oleh orang yang saling bertikai satu sama lain, tetapi tak merubah keadaan.

Di tengah keadaan itu Musolini muncul membawa semangat fasis. Ia mengkritik para politisi dan sistem demokrasi yang dianggapnya korup. Berikut pernyataan Musolini yang dikutib oleh Hugh Purcell dalam buku Fasisme; “Bagi saya (Musolini), saya sangat yakin bahwa demi sehatnya Italia sebagai negara, setidaknya perlu menembak punggung beberapa lusin anggota parlemen dan memenjarakan seumur hidup sepasang mantan menteri”. Bagi Musolini, tujuan fasis adalah jelas, merebut kekuasaan dari tangan-tangan korup dan mengebalikan kejayaan bangsa Italia. Dino Grandi, seorang tangan kanan Musolini, mengatakan “fasisme bermaksud memerintah negeri ini” apa pun caranya.

Melalui fasisme Musolini mengusung cita-cita nasionalisme dengan keinginan mengembalikan wilayah Italia sebelum perang –hal mana yang juga dituntut oleh para jenderal dan veteran perang, serta menciptakan sebuah negara sosialis, di mana negara menguasai sumber penghidupan dan mendistribusikan secara merata kepada seluruh rakyat. Pada tahun 1922, kekuatan fasis Musolini mengancam membuat raja mengulurkan tanganya untuk berkoalisi dengan mengangkatnya menjadi perdana menteri.

Setahun setelah Musolini naik tahta, seorang veteran perang Jerman berkebangsaan Austria bernama Adolf Hitler berpidato di tengah kerumunan rakyat Bavaria dengan mengatakan bahwa “apa yang terjadi di Italia tak mustahil terjadi di sini”. Rakyat Bavaria menyambut pidato Hitler itu dengan sorak sorai, walaupun itu tidak menjamin dukungan rakyat terhadap ide revolusionernya. Akan tetapi, terlepas dari nama Hitler yang tak diperhitungkan pada waktu itu, pidato tersebut merupakan awal dari orde baru yang akan mengubah sejarah Jerman sepuluh tahun mendatang.

Seperti Musolini, Hitler menilai perjanjian Versailles sebagai penghinaan terhadap seluruh rakyat Jerman. Perjanjian tersebut telah menyebabkan Jerman harus mengganti semua biaya perang, menerima penciutan wilayah, dan membatasi jumlah tentara hanya 100.000 personel saja. Selain itu, Jerman tambah dipermalukan karena dicap sebagai biang keladi peperangan. Bagi Hitler, para ‘penghianat November’ Weimar adalah kelompok yang harus bertanggungjawab atas penghinaan ini.

Tak jauh berbeda dengan Italia, rakyat Jerman tidak hanya menanggung malu akibat perang tetapi juga harus menanggung malu karena dirinya sendiri menjadi pengangguran. Krisis ekonomi, pengangguran, biaya hidup tinggi, kelaparan, wabah penyakit, telah membuat rakyat Jerman frustasi. Sebagai veteran perang, Hitler ingin mengembalikan kejayaan Jerman seperti masa sebelum perang dulu. 

Perlu diketahui bahwa pada saat itu –pasca perang- banyak asosiasi para veteran perang yang dibentuk untuk menjaga semangat perang sekaligus persiapan untuk balas dendam. Di sini Hitler merupakan salah seorang yang membawa semangat itu. Guna menyingkirkan penjahat November yang ia panggil dengan sebutan ‘penjahat-penjahat pengecut’ dan mengembalikan harga diri bangsa Jermah, mula-mula Hitler mengambil alih kepemimpinan NSAD (Partai Buruh
Nasionalis Sosialis Jerman) cabang Munich.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun